Pak, apa bedanya skripsi dan artikel?
Sama saja. Skripsi tebal kalau artikel cukup 2500 karakter dan tidak lebih dari
7000 karakter.
Bagaimana mengganti skripsi dengan artikel?
Dua-duanya tetep mengajukan proposal dulu. Proposal penelitian tidak lain adalah
bagian pendahuluan artikel ilmiah.
Bagaimana biar artikel lolos di jurnal ilmiah? Buat proposal penelitian yang baik. Bedakan secara tegas antara Latar
Belakang dan Kerangka Berpikir.
Bedanya gimana Pak? Latar Belakang itu ibarat
kereta menuju stasiun. Adapun Kerangka Berpikir adalah logika kereta menuju
stasiun.
Sebentar! Apakah stasiun itu tujuan penelitian? Ya.
Mulai kebayang. Bisa mencontohkan?
Ibarat penyanyi dengan beberapa penari latar di belakangnya. Kita fokus ke penyanyinya
bukan ke latarnya.
Berarti yang penting fokusnya bukan latarnya? Biasanya gak fokus kalau gak ada latar. Meski ketemu fokusnya tetep
mesti ada latarnya.
Konkritnya? Seperti buah kelapa. Ada
cangkang dan ada isi. Latar itu cangkangnya. Dan yang akan kita ambil isinya.
Contohnya di dalam penelitian? Bank
dibobol maling. Nah, bank itu fokusnya. Kalau maling membobol bank, maka maling
menjadi fokus.
Contoh lainnya? Islam kalah di bidang
ekonomi. Islam menjadi fokus. Ekonomi Islam kalah. Ekonomi fokusnya.
Kalau udah menentukan fokus giliran membuat latar ya? Ya.
Ini benar gak. Ulama memiliki peran mensinergikan ajaran dan budaya. Mereka
tidak jarang mendapat tuduhan sinkretis. Bagi kalangan tertentu, ajaran harus
benar-benar murni tanpa bercampur dengan budaya. Gimana benar gak? Benar.
Nah kalau kerangka berpikirnya gimana? Ulama
dipahami sebagai sosok yang luhur dalam ajaran agama. Ulama berperan mengembangkan
sosio-kultur di masyarakat. Setiap masyarakat memiliki adat dari nenek moyang.
Sinergi ajaran agama dan tradisi merupakan tugas ulama.
Nah, apa bedanya latar belakang di skripsi dan di artikel? Latar belakang di artikel cukup satu kalimat. Paling utama kerangka
berpikirnya.
Oh gitu? Ya.
Kalau begitu, skipsi terlebih lagi artikel, paling penting kerangka
berpikir? Kerangka berpikir gak bisa disusun kalau gak ada
tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka gak bisa disusun bila gak ada pertanyaan
penelitian. Pertanyaan penelitian gak bisa disusun bila gak ada tujuan
penelitian. Tujuan penelitian gak bisa disusun bila gak ada rumusan.
Saling terkait ya? Ya.
Kalau rumusan gimana? Dari asal kata “rumus.”
Gimana tuh? A + B + C = ABC
Contohnya? Ulama (A) + Ajaran (B) +
Tradisi (C) = Kearifan.
Konkritnya? Terdapat usaha ulama dalam relasi antara ajaran
dan tradisi untuk terciptanya realitas kearifan.
Pertanyaan penelitiannya? Bagaimana usaha ulama
dalam relasi antara ajaran dan tradisi untuk terciptanya realitas kearifan.
Tujuan penelitiannya? Penelitian ini bertujuan
membahas usaha ulama dalam relasi antara ajaran dan tradisi untuk terciptanya realitas
kearifan.
Fokusnya? Ulama dan usahanya.
Masalahnya? Dramatisir saja.
Misalnya, ulama kadang dituduh sinkretis –untuk tidak mengatakan bid’ah.
Dramatisir? Iya seperti film drama latarnya
dibikin seru.
Kalau begitu latarnya nanti aja, paling penting dahulukan tujuan,
rumusan, dan pertanyaan penelitian?
Ya termasuk judul diakhirkan saja.
Apa lagi hal penting dalam penelitian? Itu
aja dulu bangun kerangka berpikir.
Ok terimakasih, Pak? Ya sama-sama.