TIGA JEMPOL UNTUK MAHASISWA
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2020-11-30T11:13:40Z
Hujan belum reda. Jalan, genteng rumah, dan pepohonan tampak
basah. Secangkir kopi hangat di atas meja setia menemani.
"Pak saya mau kirim formula." Sebaris pesan
masuk di WhatsApp. Aku membukanya setelah sebelumnya kuteguk air kopi hangat
itu. Formula itu istilah kami di kelas menulis. Sebuah kelas
ekstrakurikuler. Formula penelitian tepatnya yakni semacam rumah bagi tempat tinggal
rumusan, pertanyaan, dan tujuan penelitian.
"ini pak," di pesan itu. Rumusan masalah: Terdapat hadis tentang haid perspektif
teologis. Pertanyaan penelitian: 1) Bagaimana pengertian haid?; 2) Bagaimana
hadis tentang haid?; dan 3) Bagaimana hadis tentang haid perspektif teologis? Tujuan
penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membahas hadis tentang haid
perspektif teologis.
“Ok lanjut tinjauan pustaka,” kataku setelah menyimak pesan itu. Beberapa formula penelitian masuk melaui WhatsApp. Berjubel
seperti kendaraan antri dimulut tol akhir pekan. Jika formula clear biasanya lanjut
ke tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan metode penelitian.
“Pak saya sudah sampai sistematika penulisan,” sebuah
pesan masuk dari sebrang sana. “Mulai jawab seluruh pertanyaan penelitian yaa,”
kataku. “Ashiap Pak,” jawabnya.
“Selanjutnya, Pak,” setelah tiga minggu berselang. “Latihan submit yaa... mula-mula login lalu kirim artikelnya,” kataku. “Pak
artikel diterima,” kata dia setelah beberapa pekan. “Tapi mesti revisi,”
sambungnya. “Yuk kita revisi dengan bahagia,” kataku.
“Pak artikel kita sudah terbit,” kata dia singkat cerita. “Sip...,” kataku.
“Yuk menulis lagi pak,” penuh semangat. “Hayu…” kataku. “Selamat ya sudah
khatam,” kataku. “Ingin khatam lagi pak, hehehe,” sambungnya. Aku balas
dengan tiga jempol.
Hujan mulai reda sepenghabisan secangkir kopi hitam ini. Air
kopi ini pahit tetapi masa depan Mahasiswa cerah. Seindah pelangi...!
Bandung, 30 November 2020
Yudi W. Darmalaksana, Kelas Menulis FU UIN Bandung