MAHASISWA CERITA PENGALAMAN TEMBUS JURNAL ILMIAH
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2020-12-03T08:43:04Z
Mahasiswa
tembus artikel di jurnal ilmiah merupakan kebanggaan. Kebanggaan kampus, orang
tua, dan mahasiswa sendiri. Karena tembus artikel di jurnal ilmiah tergolong
prestasi besar.
Ini ada
cerita mahasiswa berhasil tembus jurnal ilmiah. Dia bertutur sejak mulai
menulis hingga akhirnya tembus di jurnal. “Mula-mula tentukan tujuan penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, mencari referensi, tinjauan pustaka, kerangka berpikir, menetapkan metode penelitian dan sistematika,” ujarnya.
Rumusan
masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian dirangkum menjadi formula penelitian. Penulisan tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan bagian lainnya
yang membutuhkan kutipan wajib digunakan aplikasi references. Penerapan aplikasi
references telah menjadi kebijakan.
“Jadi
sama persis dengan penulisan proposal penelitian. Jika mengacu template artikel, maka seluruh bagian proposal ini menjadi pendahuluan artikel ilmiah. Paragraf
pertama latar belakang dan masalah atau fokus studi, paragraf kedua tinjauan pustaka, pragraf ketiga kerangka berpikir, dan paragraf keempat formula penelitian. Formula ini diakhiri dengan kalimat
manfaat dan kegunaan penelitian. Jurnal biasanya menghendaki metode penelitian
dipisah dengan pendahuluan di bagian tersendiri,” tuturnya.
“Tahap
berikutnya menulis bagian hasil dan pembahasan. Tahap ini menjadi kerja
penelitian dalam rangka menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Pertanyaan
cukup satu pertanyaan utama tunggal. Tapi saya mengurainya menjadi tiga
pertanyaan untuk memudahkan penyusunan jawaban-jawaban tersebut. Pembahasan
bergantung pada metode dan analisis yang dicantumkan di bagian metode
penelitian,” lanjutnya.
“Selanjutnya
menulis simpulan yang merupakan hasil akhir dari pembahasan. Selain jawaban
pertanyaan penelitian, di bagian pembahasan dipastikan pula bahwa penelitian telah
sampai tiba di tujuan penelitian. Di kesimpulan disertakan manfaat dan kegunaan
penelitian sebagai janji yang disebutkan di pendahuluan. Di bagian ini
disertakan pula keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut,” uangkapnya.
“Giliran
menulis abstrak yang mencakup tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan
pembahasan, dan simpulan serta rekomendasi. Abstrak gak mungkin bisa ditulis
bila artikel belum selesai dikerjakan,” tegasnya.
“Bagian
judul artikel ditulis paling akhir. Judul ini menampung problem, metode, dan
hasil penelitian,” ungkap Siti Rahmah, Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
ini.
“Paling
utama pastikan artikel rapi jangan sampai ada typo dan similarity masimal 20 persen,” lanjut mahasiswi Jurusan
Ilmu Hadis ini.
“Gak
sampai di situ, saya dilatih login dan submission. Yakni, pengiriman naskah
artikel ke jurnal open system. Pertama isi profil atau data diri, wajib diisi
yang ada tanda bintangnya. Di bagian register dicentang author able to submit
items to the journal dan biar tidak lupa username dan password, centang juga
bagian confirmation,” papar mahasiswi semester V ini.
“Setelah
itu klik new submission untuk memasukan artikel. Lalu ikuti beberapa steps atau
panduan yang diperintahkan dan harus dipastikan artikel submitted. Di setiap
step klik save and continue,” lanjutnya.
“Saya
belajar mengikuti arahan serta dipandu juga oleh Kakak Senior. Alhamdulillah artikel terbit, tapi tetep
saya mesti terus berlatih dan berlatih, bahkan hingga latihan menulis kalimat dan paragraf,” ujar mahasiswi asal Kabupaten Bogor
ini.
Siti
Rahmah berhasil tembus artikel berjudul “Kontroversi Hadis Amalan Sunnah Bulan
Rajab.” Artikel ini terbit pada Volume 1 No. 2 Tahun 2020 di Jurnal KhazanahMultidisiplin Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia.
Dr.
Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Pegiat Kelas Menulis dan Sentra
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bidang Hak Paten di UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyatakan “Mahasiswa yakin sukses dan berhasil. Tiap keberhasilan menjadi best
practice bagi percontohan.”
“Mahasiswa
sangat cepet adaptasi latihan menulis. Tembus di jurnal menjadi pencapaian besar. Karena itu layak dapat anugerah HKI,” tutur Wahyudin di Fakultas
Ushuluddin, Jalan AH. Nasution 105, Bandung,
Kamis, 03 Desember 2020 [Widodo].