Apa isu 2021. Isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi
(KBBI). Tulisan ini hanya menyinggung isu pendidikan tinggi Indonesia.
Isu pendidikan tinggi 2021 adalah relevansi. Menurut bahasa, relevansi
ialah hubungan, kaitan
(KBBI). Secara istilah, relevansi yaitu terhubungnya antara yang satu dengan
yang lain hingga tercapainya tujuan.
Isu pendidikan tinggi sebelumnya yakni
kualitas. Menurut aturan perundang-udangan, tujuan utama pendidikan tinggi
adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ketika isu kualitas digulirkan,
peran pendidikan tinggi ialah pemetaan SDM. Pendidikan tinggi pasti terdiri
atas insan-insan akademik profesional dalam berbagai bidang.
Setelah isu relevansi, isu pendidikan tinggi
berikutnya yaitu daya saing. Hal ini selaras dengan tujuan Indonesia terlibat
dalam persaingan dunia internasional.
Relevansi menjadi masalah yang
dikedepankan dan perlu mendapat tanggapan dari pendidikan tinggi pada 2021. Sebagian
pendidikan tinggi telah menempuh jalan menju isu daya saing. Sebagiannya lagi
masih sedang pemetaan kualitas SDM. Akan tetapi isu terdahulu bukan berarti
subjek yang ditinggalkan, melainkan hal yang perlu dilanjutkan dan
dievaluasi. Sedangkan isu masa depan dipahami sebagai persiapan.
Ada beberapa indikator relevansi secara
bertingkat. Pertama, terhubungnya kualitas-kualitas antara yang satu
dengan yang lain. Kedua, terlaksananya kemitraan, kerjasama, dan
kolaborasi. Ketiga, terwujudnya produktifitas dalam melahirkan model,
inovasi, dan pengembangan.
Pencapaian relevansi dibutuhkan startegi.
Strateginya yaitu identifikasi kualitas, menghubungkannya dengan kualitas-kualitas
yang lain secara berkonektivitas, pelaksanaan kerja secara berkolaborasi, dan pencanangan
model, inovasi, dan pengembangan secara produktif.
Tiap pendidikan tinggi pasti memiliki
distingsi dan keunggulan. Tiap distingsi dapat dihubungkan dengan distingsi
yang lain. Hubungan antar-distingsi yang dikelola dengan baik pasti mewujudkan
keunggulan yang hebat.
Menanggapi isu berarti tentang menyusun peta
jalan ke depan. Hidup dijalani berdasarkan isu masa depan tetapi melalui penyelesaian isu terdahulu. Bisa jadi sebagain tetap berada di masa lalu dan sebagian
yang lain bergerak menuju ke depan. Sebagai tanggapan atas isu relevansi tahun
2021, maka berbagai hal perlu ditinjau konektivitasnya.
Apapun perlu berkonektivitas. Sesuatu
yang tidak berkonektivitas berarti ketersendirian di pulau terasing. Hidup
sendirian tanpa mitra. Kegagalan konektivitas dapat disebabkan oleh ego sektoral.
Padahal, pasti ada kualitas yang bisa dihubungkan.
Tahun 2021 saatnya semua mengukur
berbagai hal dilihat relevansinya dengan tujuan. Beberapa bisa jadi berelevansi
signifikan. Beberapa yang lain mungkin terdapat relevansi tetapi kurang
signifikan. Tahun 2021 berarti eliminasi hal-hal yang kurang relevan.
Bandung, 28 Desember 2020
Wahyudin Darmalaksana, Pengamat Pendidikan Tinggi
Wahyudin Darmalaksana, Pengamat Pendidikan Tinggi