Judul
Mencakup Problem, Metode, dan Hasil Penelitian
Judul
Maksimum 20 Kata
Wahyudin
Darmalaksana1, Radea Yuli Ahmad Hambali2, Dian Sa’adilah
Malyawati3
1Jurusan Ilmu Hadis, Fakultas
Ushuluddin,
UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
2Jurusan Aqidah dan
Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin,
UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
3Jurusan Informatika,
Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
yudi_darma@uinsgd.ac.id, radeahambali@uinsgd.ac.id, diansm@uinsgd.ac.id
Abstrak
Abstrak meliputi: 1)
Tujuan penelitian; 2) Metode penelitian; 3) Hasil dan pembahasan; dan 4)
Kesimpulan. Sebelum tujuan penelitian boleh pula mencantumkan latar belakang
dan masalah penelitian dalam satu kalimat. Juga setelah kesimpulan boleh pula mencantumkan
rekomendasi hasil penelitian. Penulisan abstrak maksimum 250 kata.
Abstract
Abstrak ditulis dalam
dua bahasa, yaitu pertama, Bahasa Indonesia dan kedua, Bahasa Inggris.
Kata kunci: Kata kunci mewakili
konsep-konsep kunci dalam artikel, minimal tiga kata kunci dan maksimal lima
kata kunci, dan disusun sesuai urutan alphabet. Misalnya, Agama, Budaya,
Cuaca, Demografi, Etika
Pendahuluan
Pendahuluan meliputi
empat bagian utama, yaitu: 1) Latar belakang dan masalah; 2) Tinjauan pustaka;
3) Kerangka berpikir; dan 4) Formula penelitian.
Latar belakang dan
masalah menyajikan topik penelitian yang menjadi fokus studi dalam penelitian
ini. Latar belakang dan masalah cukup disajikan dalam satu paragraf. Secara
teknis, latar belakang dan masalah adalah 1) diawali oleh kalimat utama yang
menjadi sorotan (highlight) utama, 2) dilanjutkan oleh kalimat problem
atau permasalahan yang menjadi fokus studi dalam penelitian ini, dan 3) terakhir
kalimat pernyataan tentang fokus studi tersebut yang akan ditangkap oleh
pembaca bahwa penelitian ini penting dilakukan tanpa harus disebutkan oleh
peneliti tentang arti penting penelitian ini.
Tinjauan pustaka
merupakan telaah terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya atau terdahulu berkaitan
dengan topik yang menjadi pembahasan utama. Tinjauan pustaka ini berperan besar
nanti di bagian pembahasan untuk menegaskan posisi peneliti apakah menolak,
mendukung, dan ataukah mensintesis hasil-hasil penelitian sebelumnya. Secara
teknis, keluasan tinjauan pustaka meliputi 1) nama peneliti, 2) judul
penelitian, 3) penerbit, 4) teori dan konsep-konsep yang digunakan, 5) metode, analisis,
dan atau pendekatan yang diterapkan, 6) hasil dan pembahasan penelitian, 7) kesimpulan,
dan 8) rekomendasi. Tinjauan pustaka minimal tiga buah sumber penelitian
terdahulu yang paling relevan.
Kerangka berpikir
adalah alur logis secara garis besar berjalannya penelitian. Kerangka berpikir sekurang-kurangnya
mencakup tiga poin atau bagian utama, yaitu: 1) bagian kepala (atas); 2) bagian
tubuh (tengah); dan 3) bagian kaki (bawah). Dalam penelitian besar, bagian ini
lazim disebut dengan grand theory, middle theory, dan application
theory. Tiga poin atau bagian ini pasti berhubungan secara logis dan koheren.
Kerangka berpikir berperan sebagai miniatur bagi acuan pengembangan bahasan
secara lebih luas dan mendalam nanti di bagian pembahasan.
Formula penelitian
meliputi tiga hal, yaitu: 1) Kalimat rumusan masalah (hipotesis bila penelitian
jenis kuantitatif atau asumsi bila penelitian jenis kualitatif); 2) Kalimat pertanyaan
penelitian dalam bentuk satu pertanyaan utama tunggal; dan 3) Kalimat tujuan pelaksanaan
penelitian ini. Di bagian akhir pada paparan formula penelitian ini boleh pula peneliti
mencantumkan harapan kegunaan penelitian bagi penerima manfaat hasil
penelitian.
Metode Penelitian
Bagian ini mencantumkan
jenis penelitian apakah kualitatif (Gunawan, 2013), kuantitatif (Barlian, 2018), ataukah gabungan antara kualitatif
dan kuantitatif yang lazim disebut mixed method (Yusuf, 2016). Cantumkan pula
metode yang digunakan bila diperlukan maka sekaligus dengan pemaparan alur
skenario yang berupa tahapan-tahapan bagaimana pengambilan dan pengolahan data
penelitian dilakukan dalam penelitian ini. Cantumkan pula analisis yang digunakan
sebagai interpretasi atau pendekatan terhadap hasil atau temuan penelitian
dalam melakukan pembahasan penelitian hingga ditarik sebuah kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Penelitian Jenis Kuantitatif
Penelitian jenis
kuantitatif akan menampilkan hasil penelitian dalam bentuk yang nyata berupa
hitungan berdasarkan pengukuran statistik. Hasil penelitian dapat disajikan
dalam bentuk tabel, diagram, dan gambar. Adapun contoh menampilkan tabel sebagaimana
di bawah ini.
Tabel 1. Hubungan Tipe
Kepribadian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mula-mula menampilkan
hasil penelitian sebagimana dalam Tabel 1. Selanjutnya, peneliti harus
mengabstraksikan hasil penelitian tersebut. Abstraksi yang dimaksud di sini
adalah penjelasan berkenaan dengan hasil penelitian dalam bentuk penjelasan secara
apa adanya sesuai data penelitian tanpa melakukan interpretasi. Sedangkan
interpretasi terhadap hasil penelitian baru nanti dilakukan di bagian
pembahasan (discussion).
2. Pembahasan
Jenis Kuantitatif dan Kualitatif
Hasil (result)
penelitian dalam penelitian jenis kualitatif (Anggito & Setiawan, 2018) disebut juga dengan temuan (findings)
penelitian. Apabila penelitian jenis kuantitatif disajikan secara terpisah antara
hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka penelitian jenis kualitatif
dapat menampilkan hasil (temuan) penelitian dan pembahasan penelitian secara
bersamaan.
Disebut pula bahwa hasil
dan pembahasan adalah jawaban penelitian atas pertanyaan penelitian yang
dijanjikan di bagian pendahuluan. Juga hasil dan pembahasan ialah pembuktian
hipotesis bila penelitian jenis kuantitatif dan penyelesaian asumsi bila
penelitian jenis kualitatif. Dalm hal ini hasil dan pembahasan penelitian
berperan mengingatkan peneliti terhadap rumusan masalah di bagian pendahuluan. Hasil
dan pembahasan juga memastikan bahwa penelitian telah sampai pada tujuan
penelitian sebagaimana dicantumkan di bagian pendahuluan.
Hasil dan pembahasan penelitian
diselesaikan melalui metode penelitian yang dicantumkan di bagian metode
penelitian ini. Juga hasil (temuan) penelitian dilakukan pembahasan atau
menempuh interpretasi dengan menerapkan analisis atau pendekatan yang dicantumkan
di bagian metode penelitian.
Pembahasan penelitian
dipahami pula sebagai diskusi antara hasil (temuan) penelitian dengan teori
utama yang disajikan di kerangka berpikir. Juga berupa diskusi dengan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang disajikan di tinjauan pustaka dalam
bentuk apakah penolakan, dukungan, atau sintesis. Juga berupa diskusi dengan
realitas (kenyataan di masyarakat) bila penelitian menerapkan studi kasus atau studi
lapangan.
Daripada itu, pembahasan
menuntut keluasan dan kedalaman. Peneliti harus melakukan analisis secara
mendalam. Juga peneliti harus mengupayakan hasil (temuan) penelitian agar memiliki
dampak atau implikasi yang luas, meskipun penelitian merupakan studi dengan
fokus yang sangat spesifik. Akan tetapi, kedalaman penelitian sejauh penerepan
analisis tetap pasti memiliki keterbatasan (limitations). Begitu pula
dampak dan implikasi pasti terbatas. Penelitian jenis kuantitatif biasanya dapat
mengukur dampak, hal ini pun bila penelitiannya sengaja dimaksudkan untuk mengukur
dampak. Tegaslah bahwa hasil (temuan) penelitian, baik jenis kuantitatif maupun
jenis kualitatif, pasti memiliki implikasi. Hanya saja pasti bukan implikasi
yang terlampau luas yang memang bukan menjadi tujuan penelitian dan juga ketika
menentukan implikasi tidak diperkenankan untuk berspekulasi secara berlebihan.
Oleh karena itu, peneliti dapat mengemukakan keterbatasan penelitian, sehingga
nanti di bagian kesimpulan dapat merekomendasikan penelitian secara lebih
lanjut sebagai ruang bagi penelitian selanjutnya.
Paling utama dalam
pembahasan ini peneliti diharapkan dapat menunjukan kebaruan (novelty)
dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya. Kebaruan dapat dilihat dari hasil
(temuan) penelitian atau dari penerapan metode, analisis, dan pendekatan
mutakhir. Juga peneliti harus berusaha menghadirkan argumen yang original,
sebab bukan argumen namanya bila tidak original. Dengan perkataan lain, setiap
argumen pasti original. Selebihnya, pembahasan penelitian harus menghadirkan citra
rasa (state of the art) bagi khalayak pembaca secara umum, khususnya
bagi kepentingan sasaran pembaca yang spesifik sesuai bidang keilmuan.
3. Beberapa
Ketentuan Penulisan Artikel
Artikel ilmiah (Nurkamto et al., 2010) merupakan naskah hasil penelitian,
baik penelitian besar mupun penelitian mini (Rahmulyani et al., 2019; Ramaniyar, 2017). Penulisan artikel ilmiah dipastikan
menerapkan aplikasi pengutipan (Penyusun,
2020). Minimal menerapkan
aplikasi pengutipan (references) yang tersedia dalam fasilitas internal Microsoft
Word (Darmalaksana, 2020). Penerapan aplikasi ini akan
mengasilkan pengutipan (sitasi) dalam bentuk bodynote bukan fotenote
dengan pilihan style berupa American Psychlogical Association (APA).
Idealnya, pengutipan digunakan aplikasi eksternal, seperti Mendeley (Inanna et al., 2020) atau Zotero (Saputra, 2019). Dalam pengutipan sumber rujukan diperbolehkan
mengutip lebih dari satu sumber rujukan untuk pernyataan yang memiliki kesamaan
makna. Misalnya, artikel jurnal memiliki gaya selingkung beragam tetapi
terdapat acuan secara umum (Damayanti, 2019; Karyanto, 2019; Widowati, 2019).
Tulisan
harus terhindar dari plagiasi (Falah, 2019) dan maksimum similarity 20%. Naskah
artikel ditulis dan dikirim dalam bentuk Doc bukan PDF, font Book Atiqua
ukuran 12, kertas A4, spasi single, margin atas dan samping kiri 4 cm
dan margin bawah dan samping kanan 3 cm. Karakter artikel paling sedikit 3000
kata serta maksimal tidak lebih dari 7000 kata. Ketentuan ini selain
berhubungan dengan (a) struktur penelisan dan (b) substasi tulisan juga
berkenaan dengan (c) kerapian dalam penulisan meliputi konsistensi, tanda baca,
typo, dan lain-lain.
Penulisan
artikel harus sesuai dengan template (gaya selingkung), materi
disampaikan secara singkat, padat, to the point, dan sederhana dalam
arti menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Sumber kepustakaan paling
sedikit 10 referensi yang bersumber dari artikel jurnal paling mutakhir sebanyak
75% dan paling lama merupakan hasil penelitian lima tahun ke belakang.
Penelitian sejarah boleh menerapkan sumber rujukan lama sebagai perspektif,
namun tetap referensi harus merupakan sumber-sumber terbaru atau terkini.
Selain dari artikel jurnal, sumber rujukan dapat pula diambil dari buku atau sumber
lainnya semisal hasil wawancara maksimum 25%.
Penggunaan aplikasi references, baik fasilitas internal maupun fasilitas eksternal komputer, sebagaimana telah disinggung di atas, praktis akan membentuk daptar referensi (daftar Pustaka) yang dapat dilihat di bagian referensi template ini dan sekaligus menjadi ketentuan yang ditetapkan untuk Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin ini.
Kesimpulan
Secara
teknis, kesimpulan cukup dituangkan ke dalam satu paragraf. Kesimpulan bukan
pengulangan dari bagian pembahasan, melainkan natijah atau hasil akhir
penelitian, khususnya yang paling signifikan dalam memastikan rumusan masalah
telah terselesaikan atau telah terbukti, pertanyaan penelitian telah terjawab,
dan penelitian telah sampai pada tujuan penelitian. Di bagian kesimpulan
dicantumkan pula manfaat dan atau implikasi penelitian bagi pengguna hasil
penelitian. Juga dicantumkan keterbatasan penelitian bagi ruang pengembangan penelitian
lebih lanjut. Terakhir, cantumkan pula rekomendasi penelitian, dimana
rekomendasi ini memiliki dua dimensi, yakni rekomendasi bagi penelitian lebih
lanjut dari keterbatasan penelitian tadi, dan rekomendasi yang disampaikan
kepada pengampu kebijakan bagi penerapan hasil atau temuan penelitian.
Referensi
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi
penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).
Barlian, E. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif.
Damayanti, A. R. (2019). Gaya Selingkung Artikel Jurnal Di
Indonesia.
Darmalaksana, W. (2020). Sitasi Ilmiah Menggunakan Perangkat
References pada Microsoft Word. Jurnal Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 1.
Falah, S. (2019). Pelatihan Mendeley dan Anti-Plagiat untuk
Meningkatkan Kualitas Karya Ilmiah Mahasiswa. The Community Engagement
Journal, 2(2), 1–5.
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta:
Bumi Aksara, 143.
Inanna, I., Rahmatullah, R., Ampa, T., & Nurjannah, N.
(2020). Pengelolaan Referensi Karya Ilmiah Mahasiswa Melalui Pemanfaatan
Aplikasi Mendeley. PENGABDI, 1(1).
Karyanto, M. (2019). Analisis Gaya Selingkung Artikel
Jurnal.
Nurkamto, J., Bagian, I., & Pengalaman, B. (2010).
Penulisan Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Retrieved From.
Penyusun. (2020). Penggunaan Aplikasi Referensi untuk
Karya Ilmiah. http://digilib.uinsgd.ac.id/31415/
Rahmulyani, R., Nasrun, N., Zuraida, Z., Nasution, N. B.,
Pristanti, N. A., & Miswanto, M. (2019). Mengembangkan Panduan Tugas
Penelitian Mini untuk Siswa Semester Pertama yang Mendaftar Di Universitas
Negeri Medan. School Education Journal PGSD FIP Unimed, 9(4),
322–325.
Ramaniyar, E. (2017). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
pada Penelitian Mini Mahasiswa. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 15(1),
70–80.
Saputra, A. (2019). Menajemen Sumber Referensi Ilmiah
Menggunakan Aplikasi Zotero. UPT Perpustakaan Unand.
Widowati, D. F. (2019). Ragam Gaya Selingkung Jurnal.
Yusuf, A. M. (2016). Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif & penelitian gabungan. Prenada Media.