Tidak Ada Hipotesis dalam Penelitian Kualitatif untuk Artikel Konseptual
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2022-09-28T00:06:46Z
Hipotesis biasanya
dijumpai dalam penelitian jenis kuantitatif. Dalam hal ini kami mencoba
mengusulkan asumsi atau prediksi dalam penelitian jenis kualitatif bagi
kepentingan artikel konsepual.
Sebut saja secara garis
besar, artikel dibagi dua, yaitu artikel konseptual dan artikel eksperimen.
Artikel koneptual dihasilkan dari pemikiran, sedangkan artikel eksperimen
dihasilkan dari observasi. Dalam peraturan kinerja penelitian, baik pemikiran
maupun observasi, keduanya merupakan kerja penelitian.
Kami berpendapat bahwa asumsi
atau prediksi boleh saja diterapkan dalam penelitian pemikiran. Dalam hal ini,
peneliti mengasumsikan atau memprediksi temuan penelitian yang ditopang dengan
metode dan analisis atau pendekatan tertentu. Misalnya, diasumsukan atau
diprediksi terdapat nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode
living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat
Sunda.
Jika ide tentang adanya
asumsi atau prediksi dalam jenis penelitian pemikiran dapat diterima, maka gagasan
ini akan dilanjutkan pada aspek lain. Aspek lainnya ialah rumusan masalah.
Dalam sebuah penelitian nisacya harus ada rumusan masalah. Dalam hal ini, kami
akan menerapkan asumsi atau prediksi sebagai rumusan masalah. Berangkat dari
contoh asumsi dan prediksi tadi berarti rumusan masalah penelitian ini adalah terdapat
nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode living hadis dan
pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda.
Hemat kami, asumsi atau
prediksi pasti mengandung rumus bagi penyelesaian atau untuk mengatasi masalah. Itu sebabnya, disebut
rumusan masalah. Rumusan masalah pasti merupakan kalimat yang ajeg. Ajeg dalam
arti logis, pelik dirobohkan karena terumuskan, dan clear (bersih dari kata-kata yang kurang
perlu hingga mengaburkan makna). Kalimat rumusan masalah adalah kalimat pernyataan (statement), tepatnya kalimat
pernyataan asumtif atau prediktif. Baru rumusan masalah (kalimat pernyataan
asumtif atau prediktif) ini diturnkan ke dalam satu pertanyaan utama tunggal,
yaitu bagaimana nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode
living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat
Sunda.
Kalimat pernyataan rumusan
masalah yang asumtif atau prediktif itu, juga paralel dengan tujuan utama
penelitian. Berdasarkan contoh tadi berarti tujuan penelitian ini adalah
membahas atau menganalisis nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan
metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di
masyarakat Sunda.
Pada beberapa kesempatan
di Kelas Menulis, kami mengenalkan istilah “formula penelitian,” yakni himpunan
yang mencakup tiga hal: 1) Rumusan masalah (yang tidak lain adalah kalimat pernyataan asumtif
atau prediktif); 2) Pertanyaan penelitian; dan 3) Tujuan penelitian. Agar kalimat rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian tidak boros dan mengulang-ulang, maka bisa dilakukan reduksi. Misalnya, rumusan masalah penelitian ini adalah terdapat nilai hadis yang hidup melalui penggalian dengan metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda, hal ini pula yang menjadi pertanyaan dan tujuan penelitian ini.
Memang tidak ada hipotesis
dalam penelitian jenis kualitatif untuk kepentingan artikel konseptual. Kecuali bila jurnal ilmiah menghendaki adanya semacam hipotesis maka bisa dilakukan dengan meniru dalam bentuk asumsi atau prediksi yang tidak lain adalah rumusan
masalah (problems statement).
Wahyudin Darmalaksana,
Kelas Menulis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung