-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Cara Bahagia Bersama Mahasiswa dalam Latihan Penulisan Artikel Ilmiah

Thursday, March 11, 2021 | 7:59:00 PM WIB Last Updated 2021-03-11T13:26:34Z




Adik-adik mahasiswa, kami akan menceritakan suasana hati ketika artikel ditolak oleh jurnal ilmiah. Mula-mula menulis artikel kemudian mengirimkannya ke jurnal ilmiah. Manajemen jurnal melakukan reviu melalui ahli bidang keilmuan selama paling cepat dua pekan yang menentukan status artikel apakah ditolak ataukah diterima untuk diterbitkan. Jika artikel ditolak, biasanya membuat susana hati menjadi sedih.

Penolakan disebabkan manajemen jurnal menerapkan standar tinggi. Adik-adik mahasiswa perlu diketahui terkait level jurnal ilmiah. Pertama, jurnal level internasional. Kedua, jurnal level nasional. Tiap level juga memiliki kategori. Misalnya, jurnal level internasional reputasi global. Jurnal kategori terakhir ini menerapkan aturan standar yang tinggi bagi artikel ilmiah. Jarang orang bisa tembus ke situ dan kerap terjadi penolakan.

Pasti hati menjadi sedih bila artikel ditolak oleh manajemen jurnal. Tentu ini sangat menyedihkan. Mungkin ada orang yang putus asa dan tidak bersemangat lagi untuk menulis. Namun, adik-adik mahasiswa di situlah ukuran penghargaan. Jika naskah artikel tembus di jurnal, maka itulah penghargaan atas dedikasi dan kerja keras. Jika naskah artikel ditolak, maka menjadi motivasi untuk berlatih menulis lebih baik lagi. Lagi pula adik-adik mahasiswa jangan melihat level dulu, tetapi merangkak tahap demi tahap dari bawah untuk terus meningkat. Di sinilah nilai perjuangan.

Kami bersama adik-adik mahasiswa ingin menjadi bagian dari perjuangan ini. Menjalani proses bersama, menempa keterampilan, dan meningkatkan kapasitas bersama dalan penulisan artikel ilmiah. Kita latihan menulis dengan detail, tahap demi tahap, dan hingga berhasil. Kami ingin adik-adik mahasiswa mengerti makna perjuangan. Agar mereka kokoh, tangguh, dan berhasil merebut masa depan. Ayo kita terus berjuang dengan bahagia dan tetap semangat.

Bandung, 11 Maret 2021
Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis Di UIN Bandung
×
Berita Terbaru Update