Jurusan Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin,
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
yudi_darma@uinsgd.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini
adalah membahas peluang sains dan teknologi dalam penelitian hadis. Metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui studi pustaka
dengan pendekatan analisis isi. Hasil dan pembahasan penelitian ini meliputi
metodologi ilmu hadis, perkembangan metode validitas hadis dan metode kritik
teks hadis dengan pendekatan multidisipliner dan transdisipliner, dan peluang
sains dan teknologi dalam penelitian hadis untuk kebutuhan integrasi ilmu
pengetahuan. Kesimpulan penelitian ini adalah penelitian hadis transdisipliner
membuka peluang lebar untuk sains dan teknologi yang tengah berkembang demi
terwujudnya integrasi ilmu pengetahuan. Penelitian ini merekomendasikan
pentingnya penerapan pendekatan transdisipliner bagi peluang sains dan
teknologi dalam pengembangan penelitian hadis di lingkungan pendidikan tinggi
Islam.
Kata kunci: Integrasi
ilmu, Kolaborasi penelitian, Penelitian hadis, Sains dan teknologi
Pendahuluan
Ada
peluang sains dan teknologi dalam penelitian hadis. Sejak abad modern Barat (Hardiyati, 2020), sains dan teknologi mengalami
kemajuan dalam peradaban manusia (Ariyanto, 2018). Sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan Barat (Brown, 2020), hadis dikaji dari
perspektif modernis (Idris, 2018). Dikaji pula motivasi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam perspektif hadis (Darlis, 2017). Penelitian hadis
dengan ilmu pengetahuan modern menjadi diskursus baru (Akmaluddin,
2020). Diskursus penelitian
hadis ini mencakup arahan-arahan integrasi ilmu dengan ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu alam (Afwadzi, 2017). Peluang sains dan teknologi dalam
penelitian hadis telah dimulai dengan peracangan berbagai aplikasi validitas
hadis (Darmalaksana et al., 2020) dan dimulai pula
penelitian relasi hadis dan sains (Fudhail, 2020). Penelitian ini
menyoroti peluang sains dan teknologi dalam penelitian hadis dalam rangka
mengikis dikotomi ilmu pengetahuan (Istikomah, 2019).
Sejumlah
penelitian terdahulu menjadi tinjauan pustaka penelitian ini. Para peneliti
telah membahas relasi sains dan agama (Yahya et al., 2018) dan relasi sains dan Islam (Dahlan, 2011). Tahun 1990-an, berkembang isu (Sookhdeo, 2006) islamisasi ilmu berbasis
al-Qur’an dan hadis (Majid, 2018). Secara ontologis (Junaidi et al., 2017), kebenaran isi
al-Qur’an dan hadis dipandang sebagai keajaiban sains Islam (L.
Ibrahim, 2010), hingga berlangsung
dialektika sains-teknologi dengan al-Qur’an dan hadis (Anam, 2012). Para sarjana juga telah berusaha menggali sains dan teknologi dari al-Qur’an dan hadis (Nairozle
et al., 2018). Secara spesifik,
timbul kajian sains dan hadis (Z.
al-Najjar, 2011), terbit buku induk
hadis ilmiah (Z.
R. M. al-Najjar & Indrayadi, 2010), dan penelitian
tentang kesesuaian hadis dan sains (Fudhail, 2020). Tahun 2000-an, penelitian
hadis versus sains (N.
Ali, 2008) mengarah pada konvergensi
sains dan Islam (Umar, 2016). Para peneliti
mengakui peranan sains modern dalam interaksi teks hadis (M.
Y. Ismail, 2016), khususnya kontribusi
sains dalam menentukan validitas hadis (Hasibuan, 2017). Tahun 2015,
berlangsung sejumlah penelitian integrasi sains-teknologi dan hadis (Mahmud & Arafah, 2020). Penelitian seputar hal ini di
antaranya integrasi ilmu dalam hadis (Wahid, 2017), integrasi ilmu
sosial dan hadis (Afwadzi, 2016b), penelitian hadis dengan pendekatan
mulidisipliner dari ilmu-ilmu alam (Afwadzi,
2016a), dan aplikasi integrasi
ilmu-ilmu alam dengan pemahaman hadis (Afwadzi, 2017). Ada pula penelitian tentang integrasi
ilmu dalam kritik teks hadis (Firdaus & Suryadilaga, 2019). Integrasi ilmu dalam studi hadis ditemukan
dalam sejumlah penelitian disertasi (Lukman, 2017).
Tinjauan
pustaka tentang hadis berkenaan dengan sains dan teknologi bermanfaat untuk
menyusun kerangka berpikir penelitian ini. Hadis dipahami sebagai suatu paradigma (Wendry et al., 2018). Dari tinjauan filsafat ilmu (Adib, 2011), paradigma hadis (Darmalaksana, 2018) mencakup ontologi (Junaidi et al., 2017), epistemologi (Atabik, 2017), dan aksiologi (Solihin, 2016). Secara ontologis, hadis adalah
sumber dasar Islam (Fageh, 2019). Secara epistemologis (Amaliya, 2015), hadis adalah kumpulan metodologi
ilmu hadis (Nadhiran, 2017). Secara aksiologis (Basid, 2016), hadis adalah penerapan nilai utama Islam berdasarkan sabda Nabi Saw. (Hasbillah, 2019). Diketahui bahwa ilmu hadis mengalami
perkembangan dalam sejarah (Zuhri, 2015), seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan di dunia Barat (Hardiyati, 2020). Di masa klasik (I. Fauzi, 2020), penelitian hadis menerapkan
pendekatan dari ilmu-ilmu Islam (Kurniati, 2020). Di masa modern (Saifullah, 2014), penelitian hadis mulai menerapkan
pendekatan multidisipliner dengan disiplin ilmu lain yang tidak serumpun (Rohmatika, 2019). Hal ini menjadi peluang bagi sains
dan teknologi dalam penelitian hadis (Aditoni, 2019) bentuk transdisipliner yang bertujuan menggabungkan sains dan agama (Islam). Kemajuan teknologi informasi telah dimanfaatkan bagi pengujian validitas (Baraka & Dalloul, 2014). Hadis kenyataannya menjadi
inspirasi bagi pengembangan sains dan teknologi (Mustami
& Masri, 2017). Penelitian hadis
melalui pendekatan sains dan teknologi dibutuhkan untuk mewujudkan integrasi
ilmu pengetahuan (Wahid, 2017).
Berdasarkan
paparan di atas, formula penelitian disusun, yakni rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, dan tujuan penelitian (Darmalaksana, 2020b). Rumusan masalah penelitian ini
adalah terdapat peluang sains dan teknologi dalam penelitian hadis. Pertanyaan
penelitian ini adalah bagaimana peluang sains dan teknologi dalam penelitian
hadis. Tujuan penelitian ini adalah membahas peluang sains dan teknologi dalam
penelitian hadis. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan
penelitian hadis di era globalisasi informasi (Suryadilaga, 2014).
Metode
Penelitian
Metode
penelitian ini menggunakan jenis kualitatif melalui studi pustaka (Darmalaksana, 2020c). Adapun interpretasi data dalam pembahasan penelitian ini digunakan pendekatan analisis isi (Hsieh & Shannon, 2005).
Hasil
dan Pembahasan
Hadis
dan ilmu hadis mengalami perkembangan dalam sejarah (Wahid & Masri, 2018), dari tradisi lisan ke digital (Maulana, 2016). Hadis adalah apapun yang berasal
dari Nabi yang meliputi perkataan, perbuatan, pernyataan dan lain-lain (Soetari, 1994). Hadis disebut juga sunnah, hadis
adalah kumpulan hadis yang terdapat di kitab-kitab hadis, dan sunnah adalah
praktik umat muslim di dalam tradisi dan budaya (Soetari, 1994). Di dunia Islam, hadis disepakti
sebagai sumber Islam kedua setelah al-Qur’an (Darmalaksana et al., 2017).
Secara
umum, ilmu hadis dibagi dua, yaitu sejarah periwayatan hadis dan metodologi
ilmu hadis (Soetari, 2005). Sejarah periwayatan hadis membicarakan
asal-usul hadis sejak penyampaian dari Nabi, diriwayatkan kepada orang dari
generasi ke generasi, dan dibukukan dalam kitab hadis (Soetari, 2005). Metodologi ilmu hadis berfungsi
untuk menguji otentisitas hadis apakah benar dari Nabi ataukah hadis palsu (Masrur, 2012).
Ilmu
hadis mengalami perkembangan (Andariati, 2020), sejak masa klasik hingga era
kontemporer (Anggoro, 2019). Pertama, berkembang metode takhrij
hadis (Qomarullah, 2016) untuk menguji otentisitas dan
validitas hadis dengan cara mengelurkan hadis-hadis dari kitab hadis (Soetari, 2015). Kedua, berkembang metode syarah
hadis (Muhtador, 2016) untuk menjelaskan makna teks hadis (Sagir, 2017). Dalam metode syarah hadis berkembang
pendekatan tekstual melalui analisis kebahasaan dan pendekatan kontekstual (Alamsyah et al., 2020) melalui analisis sebab-sebab
kemunculan hadis (Lestari, 2015), dan pendekatan ilmu-ilmu sosial (Suryadilaga, 2017), seperti antropologi (Rohmana, 2015), sosiologi (Assagaf, 2015), genealogi (Taufik, 2020a), dan lain-lain.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berkenaan dengan pengembangan
penelitian hadis (Tim Penyusun, 2018b). Kebijakan menetapkan agar hadis diteliti
dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner (Tim Penyusun, 2018a). Interdisipliner adalah penelitian
dengan pendekatan ilmu yang serumpun (Rohmatika, 2019). Multidisipliner adalah penelitian
dengan pendekan ilmu yang tidak serumpun (Rohmatika, 2019). Transdisipliner adalah penelitian
dengan pendekatan integrasi ilmu (Sudikan, 2015). Kebijakan ini sejalan dengan
regulasi tentang implementasi integrasi ilmu antara ilmu Islam dan ilmu umum di
pendidikan tinggi Islam di Indonesia (Indonesia, 2019).
Saat
ini terdapat peluang sains dan teknologi dalam penelitian hadis. Pertama,
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam penelitian hadis. Pemanfaatan
teknologi informasi berperan untuk pengembangan metode takhrij hadis (Darmalaksana, 2020d). Kedua, pemanfaatan hadis sebagai
inspirasi untuk pengembangan sains dan teknologi. Hal ini menjadi peluang untuk
pengembangan metode syarah hadis melalui pendekatan multidisipliner dan
transdisipliner dari kemajuan sains dan teknologi (Taufik, 2020b).
Teknologi
informasi berperan untuk pengembangan metode takhrij hadis, baik penelitian
periwayatan hadis maupun penelitian teks hadis (T.
M. S. T. Ismail et al., 2014). Ilmu hadis
menetapkan lima indikator validitas hadis, yaitu: 1) persambungan periwayatan
hadis; 2) kualitas periwayat hadis; 3) kapasitas periwayat hadis; 4) keabsahan
teks hadis; dan 5) kemurnian teks hadis. Pada masa klasik, para ahli hadis melakukan
validasi hadis dengan cara konvensional (M. A. M. Ali et al., 2015). Pada era modern,
para ahli hadis dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi secara inovatif
(Najeeb, 2014) dalam pengujian
validitas hadis (Baraka & Dalloul, 2014).
Informasi
digital tentang hadis telah menyiapkan sumber daya yang melimpah (Alkhatib
et al., 2017). Kondisi ini menjadi
peluang bagi para peneliti untuk merancang mesin pencarian hadis (Darmalaksana et al., 2020) secara multi-bahasa (Hassan & Atwell, 2016), sehingga peneliti
hadis dapat menilai kualitas informasi hadis (Karim & Hazmi, 2005). Pengambilan
informasi hadis dari himpunan data digital (Mahmood et al., 2017) bermanfaat bagi
penemuan pengetahuan hadis (Jbara, 2010). Peneliti hadis berperan
menentukan validitas hadis (Ghazizadeh
et al., 2008) dan ontentisitas
hadis (Hakak
et al., n.d.) dengan cara menampilkan
visualisasi rantai periwayat hadis (Shukur
et al., 2011).
Secara
operasional, penelitian hadis meliputi penambangan data hadis (Saloot et al., 2016) dan pemrosesan
literatur hadis (A. M. Azmi et al., 2019) dengan menggunakan
sistem multi-agen (Najeeb, 2015), sehingga dihasilkan
klasifikasi hadis (Alkhatib, 2010). Berbasis pada
teknologi informasi ini, berbagai klasifikasi hadis dapat diperoleh, seperti
klasifikasi hadis yang positi dan negatif (Al
Faraby et al., 2018), klasifikasi derajat
hadis (Najiyah et al., 2017), pencocokan
klasifikasi hadis (Hasan
et al., 2018), dan klasifikasi
topical teks hadis (Al-Kabi et al., 2015). Para ahli teknologi
informasi mampu merancang mesin untuk meningkatkan ekstraksi pengetahuan
pengklasifikasi hadis (Aldhaln
et al., 2012) dan mereka mampu meningkatkan
kinerja pengklasifikasian hadis (Aldhlan
et al., 2012). Hal ini merupakan
pengembangan teknologi informasi tentang teknik verifikasi hadis (Yusoff et al., 2010) berkenaan dengan
indexing hadis (Harrag
et al., 2008).
Selain
itu, hadis dapat dipahami dengan pendekatan sains modern (Abd Razzak, 2011). Di antaranya
perspektif hadis tentang manajemen (Hamid & Sa’ari, 2011), sistem ekonomi (Usman et al., 2015), dan kumpulan hadis
tentang ekonomi (Idri,
2010). Hadis juga membahas
tentang kedokteran (Deuraseh, 2006), kesehatan (Akbar & Budiyanto, 2020), wabah penyakit (A.
S. Azmi, 2020), pengobatan (Safarsyah, 2018), penyembuhan dengan
madu (Taghavizad, 2011), dan hadis-hadis
tentang farmasi (Dalil, 2017). Secara spesifik, hadis mengulas
tentang kesahatan gigi (A. Fauzi, 2018), sikat gigi alami (Niazi et al., 2016), cara Nabi menyikat
gigi (Aumeeruddy
et al., 2018). Hal ini menjadi
ispirasi bagi kedokteran gigi di zaman modern (Marzband & Karnami, 2016).
Ditemukan
terdapat inspirasi ilmu kesehatan dari pengalaman Nabi (Awang & Robbi, 2020). Nabi mengajarkan
kesehatan untuk hidup (Lazim,
2018), beliau mengajarkan
puasa untuk sistem kekebalan tubuh (Mostafazadeh & Khorasani, 2014), dan Nabi
mengajarkan pola hidup sehat (Fadli et al., 2019). Hadis sangat
menekankan kebersihan dan kesehatan lingkungan (Rahmasari,
2017), termasuk hadis
membahas hujan dan banjir (Zulhelmi
& Azman, 2016). Ada pula penelitian
yang menyatakan bahwa hadis merupakan objek fisika (Mirza, 2016). Dipaparkan pula
tentang kebenaran hadis dari perspektif fisika sains (Harahap, 2017).
Hadis
membahas pula masalah biologi, seperti pemahaman hadis tentang gen dalam
perspektif sains (Setyani,
2016), proses reproduksi
wanita dalam perspektif hadis Nabi (Rofiq, 2015), dan interelasi organ
tubuh perspektif hadis (Nashiruddin,
2017). Ada pula biologi
tumbuhan dalam pemahaman hadis (Baihaqi,
2018). Juga biologi hewan
menurut hadis dengan pendekatan sains (Tsaqofi,
2018). Selebihnya, hadis
membahas jenis lalat (Fikriyati, 2019). Bahkan, hadis
tentang lalat ini mengilhami penelitian produksi anti bakteri dari sayap berbagai
jenis lalat (Mustami
& Masri, 2017). Hal berkenaan
dengan material besi pun dibahas dalam hadis (Salmah, 2017).
Hadis
bukan segalanya di hadapan sains dan teknologi. Kenyataannya, sains dan
teknologi mengalami kemajuan yang pesat (Hardiyati, 2020). Sedangkan ilmu hadis masih mencari
bentuk pengembangan (Darmalaksana, 2020e). Akan tetapi, hadis dapat menjadi
inspirasi pengembangan sains dan teknologi (Mustami
& Masri, 2017). Tidak dapat
dipungkiri, ternyata banyak dijumpai hadis-hadis berkenaan dengan sains dan
teknologi (Nairozle et al., 2018). Tentu hal ini dapat menjadi peluang
sains dan teknologi dalam mendorong pengembangan penelitian hadis di masa depan
(Abbas, 2019).
Khusus
berkenaan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, maka ilmu hadis dapat
memanfaatkannya untuk metodologi terapan (Hasibuan, 2017). Metode takhrij hadis dapat
dikembangkan melalui kemajuan teknologi informasi (Darmalaksana, 2020d). Hal ini berperan untuk memudahkan
proses validasi hadis dari himpunan bigdata digital (Darmalaksana, 2020a). Ahli hadis dapat melakukan
penelitian kolaborasi dengan kalangan engineering untuk merancang aplikasi
otentisitas hadis. Ahli hadis berperan menyusun proses bisnis validasi hadis
berdasarkan ilmu hadis, dan kalangan engineering merancang aplikasi hadis dengan
pendekatan mutakhir. Kolaborasi menjadi bagian penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di era multidisiplin dan transdisipliner ini (Darmalaksana, 2020d).
Penelitian
otentisitas saja (N. K. Ibrahim et al., 2016) tidak cukup dalam
studi kritik hadis (Yaqub, 2004). Selanjutnya
dibutuhkan studi teks hadis (Pari, 2017). Biasanya digunakan
pendekatan kontekstual dalam memahami hadis-hadis Nabi (Shah,
2011). Meskipun pendekatan
kontekstual dipandang mutakhir dalam studi teks hadis (Idris, 2018), namun penelitian
hadis masih membutuhkan pendekatan transdisipliner (Hadorn et al., 2008). Berbasis pada pendekatan
transdisipliner dalam penelitian hadis (Sudikan, 2015), maka akan dihasilkan integrasi
antara hadis dan sains, sehingga tidak ada dikotomi antara hadis dan sains (Istikomah, 2019).
Kesimpulan
Penelitian
hadis telah membuka peluang untuk pengembangan sains dan teknologi. Kenyataannya
kemajuan teknologi informasi tampak bermanfaat untuk perancangan aplikasi
validitas hadis. Pada saat yang sama, perkembangan sains berperan untuk
pengembangan penelitian hadis. Pendekatan multidisipliner dan transdisipliner
dibutuhkan dalam penelitian hadis. Konsekuensinya, penelitian hadis dapat
menghasilkan hadis yang valid, kontekstual, dan transformatif, sejalan dengan
kemajuan sains dan teknologi. Konsekuensi lainnya adalah dibutuhkan penelitian
kolaboratif lintas disiplin ilmu sehingga dihasilkan integrasi ilmu antara
hadis dan sains-teknologi. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan
ilmuan muslim untuk penelitian integrasi antara sains-teknologi dan hadis.
Penelitian ini memiliki keterbatasan hanya sebuah penelitian awal, sehingga
diperlukan penelitian lebih lanjut secara integral, komprehensif, dan mendalam.
Penelitian ini merekomendasikan pentingnya penerapan pendekatan transdisipliner
bagi peluang sains dan teknologi dalam pengembangan penelitian hadis di
lingkungan pendidikan tinggi Islam.
Daftar
Pustaka
Abbas, N. (2019). Masa Depan Hadis Dan
‘Ulum Al-Hadis (Suatu Gagasan Ke Arah Pembaruan Pemikiran Hadis). Sulesana:
Jurnal Wawasan Keislaman, 13(1), 41–63.
Abd Razzak, M. (2011). Punica Granatum Bicara Al-Quran,
Al-Hadith Dan Sains Perubatan Moden. Al-Bayan: Journal of Qur’an and Hadith
Studies, 9(1), 1–20.
Adib, H. M. (2011). Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemol
ogi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar.
Aditoni, A. (2019). Studi Islam di Indonesia: Peluang dan
Tantangan. PROCEEDING IAIN Batusangkar, 4(1), 5–16.
Afwadzi, B. (2016a). Memahami Eksistensi Pendekatan
Ilmu-ilmu Alam dan Pemahaman Hadis Nabi.
Afwadzi, B. (2016b). Membangun Integrasi Ilmu-Ilmu Sosial dan
Hadis Nabi. Jurnal Living Hadis, 1(1), 101–128.
Afwadzi, B. (2017). Integrasi ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu
sosial dengan pemahaman hadis Nabi: Telaah atas konsepsi, aplikasi, dan
implikasi. Theologia, 28(2), 351–390.
Akbar, D. L., & Budiyanto, B. (2020). Konsep Kesehatan
Dalam Al-Qur’an Dan Hadis. Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, 3(2),
157–173.
Akmaluddin, M. (2020). Diskursus Penelitian Al-quran dan
Hadis dengan Ilmu Pengetahuan Modern. Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat UNIMUS 2017.
Al-Kabi, M. N., Wahsheh, H. A., Alsmadi, I. M., &
Al-Akhras, A. M. A. (2015). Extended topical classification of hadith Arabic
text. Int. J. Islam. Appl. Comput. Sci. Technol, 3(3), 13–23.
al-Najjar, Z. (2011). Sains Dalam Hadis. Mengungkap Fakta
Ilmiah Dari Kemukjizatan Hadis Nabi, Jakarta: Amzah.
al-Najjar, Z. R. M., & Indrayadi, Y. (2010). Buku
induk mukjizat ilmiah hadis nabi: menyibak fakta-fakta ilmiah dalam sabda
Rasulullah yang kebenarannya baru tersiangkapkan di era kemajuan sains dan
teknologi. Penerbit Zaman.
Al Faraby, S., Jasin, E. R. R., & Kusumaningrum, A.
(2018). Classification of hadith into positive suggestion, negative suggestion,
and information. Journal of Physics: Conference Series, 971(1),
12046.
Alamsyah, A., Siti, M., & Syamsul, H. (2020). The
Contextualization of Hadith in Indonesia: Nusantara Ulema’s Response to
Islamists. International Journal of Psychosocial Rehabilitation, 24(7),
1548–1558.
Aldhaln, K., Zeki, A., Zeki, A., & Alreshidi, H. (2012).
Improving knowledge extraction of Hadith classifier using decision tree
algorithm. 2012 International Conference on Information Retrieval &
Knowledge Management, 148–152.
Aldhlan, K. A., Zeki, A. M., Zeki, A. M., & Alreshidi, H.
A. (2012). Novel mechanism to improve hadith classifier performance. 2012
International Conference on Advanced Computer Science Applications and
Technologies (ACSAT), 512–517.
Ali, M. A. M., Ibrahim, M. N., Usman, A. H., Nazri, M. A.,
& Kadir, M. N. A. (2015). Al-Jarh Wa Al-Ta’dil (Criticism and Praise): It’s
Significant in the Science of Hadith. Mediterranean Journal of Social
Sciences, 6(2 S1), 284.
Ali, N. (2008). Hadis Versus Sains: Memahami Hadis-Hadis
Musykil. In Yogyakarta: Teras.
Alkhatib, M. (2010). Classification of Al-Hadith Al-Shareef
using data mining algorithm. European, Mediterranean and Middle Eastern
Conference on Information Systems, EMCIS2010, Abu Dhabi, UAE, 1–23.
Alkhatib, M., Monem, A. A., & Shaalan, K. (2017). A Rich
Arabic WordNet Resource for Al-Hadith Al-Shareef. Procedia Computer Science,
117, 101–110.
Amaliya, N. K. (2015). Epistemologi Hadis. QALAMUNA-Jurnal
Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 7(1), 107–119.
Anam, N. (2012). Al-Qur’an dan Hadis: Dialektika
Sains-Teknologi dan Ilmu Agama. Dalam Jurnal Al-‘Adalah, 16(2).
Andariati, L. (2020). Hadis dan Sejarah Perkembangannya. Diroyah:
Jurnal Studi Ilmu Hadis, 4(2).
Anggoro, T. (2019). Perkembangan Pemahaman Hadis Di
Indonesia: Analisis Pergeseran Dan Tawaran Di Masa Kini. Diya Al-Afkar:
Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 7(01), 147–166.
Ariyanto, D. A. S. (2018). Sains dan teknologi dalam
perkembangan peradaban manusia. Seminar Nasional Pendidikan Teknik Otomotif.
Assagaf, J. (2015). Studi Hadis Dengan Pendekatan Sosiologis:
Paradigma Living-Hadis. Holistic Al-Hadis, 1(2), 289–316.
Atabik, A. (2017). Epistemologi Hadis: Melacak Sumber
Otentitas Hadis. RELIGIA.
Aumeeruddy, M. Z., Zengin, G., & Mahomoodally, M. F.
(2018). A review of the traditional and modern uses of Salvadora persica
L.(Miswak): Toothbrush tree of Prophet Muhammad. Journal of
Ethnopharmacology, 213, 409–444.
Awang, A. B., & Robbi, A. A. M. (2020). Health Science:
Medical Treatment In Prophet’s Behaviour Context/Sains Kesihatan: Perubatan
Dalam Konteks Tasarrufat Nabawiyyah. Sains Humanika, 12(2).
Azmi, A. M., Al-Qabbany, A. O., & Hussain, A. (2019).
Computational and natural language processing based studies of hadith
literature: a survey. Artificial Intelligence Review, 52(2),
1369–1414.
Azmi, A. S. (2020). 40 Hadis tentang wabak penyakit.
Ulum Hadith Research Centre.
Baihaqi, A. (2018). Pemahaman Larangan Menebang Pohon
Bidara (Studi Kajian Kualitas Sanad Hadis Dan Pemahaman Hadis). Jakarta:
Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah.
Baraka, R. S., & Dalloul, Y. (2014). Building Hadith
ontology to support the authenticity of Isnad. Building Hadith Ontology to
Support the Authenticity of Isnad, 2(1).
Basid, A. (2016). Takhrîj al-Ḥadîth dalam Perspektif Kajian Ontologi dan Aksiologi Ilmu Hadis.
Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman, 4(1), 78–91.
Brown, D. W. (2020). Western Hadith Studies. The Wiley
Blackwell Concise Companion to the Hadith, 39–56.
Dahlan, M. (2011). Relasi Sains Modern dan Sains Islam Suatu
Upaya Pencarian Paradigma Baru. Jurnal Salam, 12(2).
Dalil, F. Y. M. (2017). Hadis-Hadis tentang Farmasi; Sebuah
Kajian Integratif dalam Memahami Hadis Rasulullah. PROCEEDING IAIN
Batusangkar, 1(1), 309–326.
Darlis, A. (2017). Motivasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Dalam Perspektif Hadis Nabi. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 3(1),
1–28.
Darmalaksana, W. (2018). Paradigma Pemikiran Hadis. Jurnal
Aqidah Dan Filsafat Islam, 2(1), 95–106.
Darmalaksana, W. (2020a). Big Data, Pengetahuan Sistematis,
dan Kecerdasan Kolektif: Studi Kasus Pembelajaran Metode Penelitian Hadis. Pre-Print
Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1.
Darmalaksana, W. (2020b). Formula Penelitian Pengalaman Kelas
Menulis. Jurnal Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
http://digilib.uinsgd.ac.id/32620/
Darmalaksana, W. (2020c). Metode Penelitian Kualitatif Studi
Pustaka dan Studi Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Darmalaksana, W. (2020d). Prosiding Proses Bisnis Validitas
Hadis untuk Perancangan Aplikasi Metode Tahrij. Jurnal Ushuluddin UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 1, 1–7.
Darmalaksana, W. (2020e). Rencana Implementasi Penelitian
Hadis pada Pendidikan Tinggi Indonesia: Sebuah Analisis Kebijakan. Jurnal
Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Darmalaksana, W., Pahala, L., & Soetari, E. (2017).
Kontroversi Hadis sebagai Sumber Hukum Islam. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama
Dan Sosial Budaya, 2(2), 245–258.
Darmalaksana, W., Slamet, C., Zulfikar, W. B., Fadillah, I.
F., Maylawati, D. S., & Ali, H. (2020). Latent semantic analysis and cosine
similarity for hadith search engine. Telkomnika, 18(1).
Deuraseh, N. (2006). Health and medicine in the Islamic tradition
based on the book of medicine (Kitab Al-Tibb) of Sahih Al-Bukhari. JISHIM,
5, 2–14.
Fadli, S. N. I. A., Mokhtar, W. K. A. W., Amiruddin, E.,
Rashid, R. A., Idris, M. F. H. M., & Salleh, A. Z. (2019). Healthy
Lifestyle of Prophet Muhammad SAW. INTERNATIONAL JOURNAL OF ACADEMIC
RESEARCH IN BUSINESS AND SOCIAL SCIENCES, 9(11).
Fageh, A. (2019). Analisa Ontologi dan Epistemologi Hadis
Perspektif Ibn Taimiyah. TARBIYA ISLAMIA: Jurnal Pendidikan Dan Keislaman,
8(2), 134–148.
Fauzi, A. (2018). Kontekstualisasi Makna Hadis Siwak Melalui
Pendekatan Hermeneutika Fazlur Rahman. Journal of Hadith Studies, 1(2).
Fauzi, I. (2020). Hadits dari Klasik Literal ke Portable
Digital: Telaah Aplikas Smartphone Mausu’ah al-Hadits al-Syarif Islamweb. Riwayah:
Jurnal Stud Hadits, 6(1).
Fikriyati, U. U. (2019). Hadis Dhubābah Perspektif Teori
Parity danSymmetric Universe. Jurnal Living Hadis, 4(1), 27–44.
Firdaus, M. T., & Suryadilaga, M. A. (2019). Integrasi
Keilmuan Dalam Kritik Matan Hadis. TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 18(2),
153–176.
Fudhail, A. (2020). Menjawab Keraguan Maurice Bucaille
tentang Kesesuaian Hadis dan Sains. Refleksi, 19(1).
Ghazizadeh, M., Zahedi, M. H., Kahani, M., & Bidgoli, B.
M. (2008). Fuzzy expert system in determining Hadith 1 validity. In advances
in computer and information sciences and engineering (pp. 354–359).
Springer.
Hadorn, G. H., Hoffmann-Riem, H., Biber-Klemm, S.,
Grossenbacher-Mansuy, W., Joye, D., Pohl, C., Wiesmann, U., & Zemp, E.
(2008). Handbook of transdisciplinary research (Vol. 10). Springer.
Hakak, S., Kamsin, A., Zada Khan, W., Zakari, A., Imran, M.,
bin Ahmad, K., & Amin Gilkar, G. (n.d.). Digital Hadith authentication:
Recent advances, open challenges, and future directions. Transactions on
Emerging Telecommunications Technologies, e3977.
Hamid, S. A., & Sa’ari, C. Z. (2011). Reconstructing
entrepreneur’s development based on al-Qur’an and al-Hadith. International
Journal of Business and Social Science, 2(19).
Harahap, A. A. (2017). Kebenaran Al Qur’an dan Hadits Dari
Sudut Pandang Fisika Sains. AXIOM: Jurnal Pendidikan Dan Matematika, 6(2).
Hardiyati, M. (2020). Sejarah Perkembangan Ilmu Dunia Barat. Prosiding
Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2, 11–16.
Harrag, F., Hamdi-Cherif, A., & El-Qawasmeh, E. (2008).
Vector space model for Arabic information retrieval—application to “Hadith”
indexing. 2008 First International Conference on the Applications of Digital
Information and Web Technologies (ICADIWT), 107–112.
Hasan, A. M., Rassem, T. H., & Noorhuzaimi, M. N. (2018).
Combined support vector machine and pattern matching for arabic islamic hadith
question classification system. International Conference of Reliable
Information and Communication Technology, 278–290.
Hasbillah, A. (2019). Ilmu Living Qur’an-hadis: Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi. Tangerang: Maktabah Darus-Sunnah.
Hasibuan, M. I. A. (2017). Kontribusi Sains dalam Menentukan
Kualitas Hadis. EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan,
1(3).
Hassan, S. M. O., & Atwell, E. S. (2016). Concept search
tool for multilingual hadith corpus. International Journal of Science and
Research (IJSR), 5(4), 1326–1328.
Hsieh, H.-F., & Shannon, S. E. (2005). Three approaches
to qualitative content analysis. Qualitative Health Research, 15(9),
1277–1288.
Ibrahim, L. (2010). Keajaiban Sains Islam: Mengungkap
Kebenaran Isi Alquran dan Hadis dengan Logika dan Ilmu Pengetahuan. In Yogyakarta:
Pinus Book Publisher.
Ibrahim, N. K., Noordin, M. F., Samsuri, S., Seman, M. S. A.,
& Ali, A. E. B. (2016). Isnad Al-Hadith Computational Authentication: An
Analysis Hierarchically. 2016 6th International Conference on Information
and Communication Technology for The Muslim World (ICT4M), 344–348.
Idri, H. (2010). Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif
Hadis Nabi. Kencana.
Idris, M. (2018). Metode Pemahaman Hadis Modernis. Jurnal
Ulunnuha, 7(1), 29–39.
Indonesia, K. A. R. (2019). Pedoman Implementasi Integrasi
Ilmu di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Direktorat Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan ….
Ismail, M. Y. (2016). Peranan Sains Moden dalam Interaksi
teks Hadis: Penelitian Terhadap Hadis Berkaitan Penciptaan Janin Manusia.
Ismail, T. M. S. T., Baru, R., Hassan, A. F., Salleh, A. Z.
Bin, & Amin, M. F. M. (2014). The matan and sanad criticisms in evaluating
the hadith. Asian Social Science.
Istikomah, I. (2019). Integrasi Sains dan Agama Di Perguruan
Tinggi Sebagai Upaya Mengikis Dikotomi Ilmu. Tadrisuna: Jurnal Pendidikan
Islam Dan Kajian Keislaman, 2(1), 66–78.
Jbara, K. (2010). Knowledge discovery in Al-Hadith using text
classification algorithm. Journal of American Science, 6(11),
409–419.
Junaidi, J., Jamal, I. H., Ghazali, N. M., Ahmad, H., &
Salam, R. A. (2017). Expanding hadith understanding using ontology. Advanced
Science Letters, 23(5), 4611–4614.
Karim, N. S. A., & Hazmi, N. R. (2005). Assessing Islamic
information quality on the Internet: A case of information about hadith. Malaysian
Journal of Library & Information Science, 10(2), 51–66.
Kurniati, Y. (2020). Rekonstruksi Metodologi Keilmuan Syarah
Hadis Klasik. Islam Transformatif: Journal of Islamic Studies, 4(1),
46–56.
Lazim, M. N. (2018). Memahami hadis tentang menguap: studi
kritis dengan tinjauan sains. UIN Walisongo Semarang.
Lestari, L. (2015). Epistemologi Ilmu Asbab al-Wurud Hadis. Jurnal
Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, 16(2), 265–285.
Lukman, F. (2017). Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis
Disertasi Di Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. RELIGIA, 1–11.
Mahmood, A., Khan, H. U., & Khan, W. (2017). Query based
information retrieval and knowledge extraction using Hadith datasets. 2017
13th International Conference on Emerging Technologies (ICET), 1–6.
Mahmud, M., & Arafah, R. N. (2020). Air Zam-zam dalam
Perspektif Hadis dan Sains (Upaya Mendamaikan Agama dan Sains). Prosiding
Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2, 219–223.
Majid, A. (2018). Islamisasi Ilmu Dan Relevansi Sains-Agama
Dalam Al-Qur’an Dan Hadis. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah, 15(1),
28–39.
Marzband, R., & Karnami, S. H. H. (2016). The orodental
healthcare based on Islamic Traditions (Hadith). International Journal of
Medical Research & Health Sciences, 5(2), 36–41.
Masrur, A. (2012). Diskursus Metodologi Studi Hadis
Kontemporer Analisa Komparatif antara Pendekatan Tradisional dan Pendekatan
Revisionis. Journal of Qur’an and Hadith Studies, 1(2), 237–249.
Maulana, L. (2016). Periodesasi Perkembangan Studi Hadits
(Dari Tradisi Lisan/Tulisan Hingga berbasis Digital). ESENSIA: Jurnal
Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 17(1), 111–123.
Mirza, S. Z. (2016). The Peoples’ Hadith: Evidence for
Popular Tradition on Hadith as Physical Object in the First Centuries of Islam.
Arabica, 63(1–2), 30–63.
Mostafazadeh, A., & Khorasani, H. R. (2014). Holy Quran
and Hadith perspective on Fasting and immune system. Islam and Health
Journal, 1(3), 61–68.
Muhtador, M. (2016). Sejarah Perkembangan Metode dan
Pendekatan Syarah Hadis. Riwayah, 2(2), 259–272.
Mustami, M. K., & Masri, M. (2017). Produksi Anti
Bakteri dari Sayap Berbagai Jenis lalat yang terilhami dari Hadis Bukhary
tentang Lalat (Penelitian multiyears Terintegrasi Sains dan Agama.
Nadhiran, H. (2017). Epistemologi Kritik Hadis. Jurnal
Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama, 18(2).
Nairozle, M. I., Ibrahim, M. N. A., & Jasmi, K. A.
(2018). Sains-Teknologi dan Ilmu Agama Menurut Bahasa al-Quran dan Hadis.
Najeeb, M. M. (2014). Towards innovative system for Hadith
Isnad processing. Int J Comput Trends Technol, 18(6), 257–259.
Najeeb, M. M. (2015). Multi-agent system for hadith
processing. International Journal of Software Engineering and Its
Applications, 9(9), 153–166.
Najiyah, I., Susanti, S., Riana, D., & Wahyudi, M.
(2017). Hadith degree classification for Shahih Hadith identification web
based. 2017 5th International Conference on Cyber and IT Service Management
(CITSM), 1–6.
Nashiruddin, N. (2017). Interelasi Organ Tubuh Perspektif
Hadis (Suatu Kajian tahlili). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Niazi, F., Naseem, M., Khurshid, Z., Zafar, M. S., &
Almas, K. (2016). Role of Salvadora persica chewing stick (miswak): A natural
toothbrush for holistic oral health. European Journal of Dentistry, 10(2),
301.
Pari, F. (2017). Kontekstualitas Vs Universalitas Hadis:
Problem Metodologi. Refleksi, 16(2), 187–203.
Qomarullah, M. (2016). Metode Takhrij Hadits Dalam Menakar
Hadits Nabi. EL-Ghiroh, 11(2), 23–34.
Rahmasari, B. (2017). Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
dalam Perspektif Hadis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Pascasarjana
Fakultas Ushuluddin, 2017.
Rofiq, A. N. (2015). Proses reproduksi wanita dalam
perspektif hadis Nabi. Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 10(2),
457–475.
Rohmana, J. A. (2015). Pendekatan Antropologi Dalam Studi
Living Hadis Di Indonesia: Sebuah Kajian Awal. Holistic Al-Hadis, 1(2),
247–288.
Rohmatika, R. V. (2019). Pendekatan Interdisipliner dan
Multidisipliner Dalam Studi Islam. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 14(1),
115–132.
Safarsyah, A. I. (2018). Hadis Nabi SAW Tentang Obat Dalam
Tinjauan Ilmu Kedokteran Modern. Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan
Al-Hadits, 12(2), 165–188.
Sagir, A. (2017). Perkembangan Syarah Hadis dalam Tradisi
Keilmuan Islam. Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 9(2), 129–151.
Saifullah, S. (2014). Renaissance dan Humanisme Sebagai
Jembatan Lahirnya Filsafat Modern. Jurnal Ushuluddin, 22(2),
133–144.
Salmah, S. (2017). Besi Dalam Perspektif Hadis. PROCEEDING
IAIN Batusangkar, 1(1), 641–658.
Saloot, M. A., Idris, N., Mahmud, R., Ja’afar, S.,
Thorleuchter, D., & Gani, A. (2016). Hadith data mining and classification:
a comparative analysis. Artificial Intelligence Review, 46(1),
113–128.
Setyani, D. L. (2016). Pemahaman Hadits tentang gen dalam
perspektif sains. UIN Walisongo.
Shah, F. A. (2011). Pendekatan Kontekstual Dalam Memahami
Hadith-Hadith Rasulullah SAW. Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari, 4,
101–120.
Shukur, Z., Fabil, N., Salim, J., & Noah, S. A. (2011).
Visualization of the hadith chain of narrators. International Visual
Informatics Conference, 340–347.
Soetari, E. (1994). Ilmu Hadits. Amal Bakti Press.
Soetari, E. (2005). Ilmu Hadits: Kajian Riwayah dan
Dirayah. Mimbar Pustaka.
Soetari, E. (2015). Syarah dan Kritik Hadis dengan Metode
Tahrij: Teori dan Aplikasi (2nd ed.). Yayasan Amal Bakti Gombong Layang.
Solihin, S. (2016). Penelitian Hadis: Ontologi, Epistemologi
dan Aksiologi. Diroyah: Jurnal Studi Ilmu Hadis, 1(1), 61–69.
Sookhdeo, P. (2006). Issues of interpreting the Koran and
Hadith. Connections, 5(3), 57–82.
Sudikan, S. Y. (2015). Pendekatan interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner dalam studi sastra. Paramasastra, 2(1).
Suryadilaga, M. A. (2014). Kajian Hadis Di Era Global. Jurnal
Esensia, 15(2).
Suryadilaga, M. A. (2017). Pembacaan Hadis dalam Perspektif
Antropologi. Al Qalam, 34(2), 265–286.
Taghavizad, R. (2011). The Healing Effect of Honey as Stated
in Quran and Hadith. Quran Med, 1(2), 3–8.
Taufik, E. T. (2020a). Epistemologi Syaraḥ Hadis di Perguruan
Tinggi: Diskursus Genealogis Terhadap Transmisi dan Transformasi Metode Syaraḥ Hadis di Indonesia. Ushuluna:
Jurnal Ilmu Ushuluddin, 6(2), 33–50.
Taufik, E. T. (2020b). Syaraḥ Hadis Di Perguruan
Tinggi: Genealogis Transmisi Dan Transformasi Metode Syaraḥ Hadis Di Indonesia. Ushuluna:
Jurnal Ilmu Ushuluddin, 6(2), 33–50.
Tim Penyusun. (2018a). Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 6165 Tahun 2018 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi Jenjang Magister dan Doktor pada
PTKI.
Tim Penyusun. (2018b). Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 6994 Tahun 2018 tentang Agenda Riset Keagamaan Nasional
(Arkan) 2018–2028.
Tsaqofi, M. H. A. (2018). Manfaat Katak dalam sistem
kosmos: kajian Ma’ani Al Hadith dalam Sunan Abi Dawud no. Indeks 3871 dengan
pendekatan sains. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Umar, M. (2016). Konvergensi Agama dan Sains dalam Melacak
Basis Ontologi Semesta: Tinjauan Hermeneutika Hadis Penciptaan. Jurnal
THEOLOGIA, 27(1), 173–212.
Usman, A. H., Ismail, A. Z., Soroni, M. K., & Wazir, R.
(2015). Rise and Fall of Development: How does Hadith Views on Economic System?
Asian Social Science, 11(27), 168.
Wahid, R. A. (2017). Integrasi Ilmu Dalam Hadis. PROCEEDING
IAIN Batusangkar, 1(1), 565–584.
Wahid, R. A., & Masri, D. (2018). Perkembangan Terkini
Studi Hadis Di Indonesia: Peran Lembaga-Lembaga Pendidikan dalam Pengkajian
Hadis.
Wendry, N., Anshori, M., Majid, A., M Dalil, F. Y., &
Rahman, H. (2018). Paradigma Studi Hadis Kontemporer.
Yahya, M. M. H., Abidin, Z., Zaman, K., & Basiron, B.
(2018). Hubungan Sains dan Agama.
Yaqub, A. M. (2004). Autentisitas Dan Otoritas Hadis Dalam
Khazanah Keilmuan Ulama Muslim Dan Sarjana Barat. Tarjih: Jurnal Tarjih Dan
Pengembangan Pemikiran Islam, 7(1), 33–41.
Yusoff, Y., Ismail, R., & Hassan, Z. (2010). Adopting
hadith verification techniques in to digital evidence authentication. Journal
of Computer Science, 6(6), 613.
Zuhri, M. (2015). Perkembangan Kajian Hadis Kesarjanaan
Barat. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 16(2), 215–234.
Zulhelmi, M. N., & Azman, A. R. (2016). Hujan dan
Banjir Dalam Hadis Nabi Saw.