-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Takhrij dan Syarah Hadis Sains dan Teknologi

Monday, March 22, 2021 | 8:06:00 AM WIB Last Updated 2021-03-22T05:05:58Z

 




Template Klik Di Sini

Tabel Rawi dan Sanad dijelaskan berdasarkan kerangka nalar teori ilmu hadis, Klik Di Sini.

Takhrij hadis mengharuskan untuk melacak teks hadis tersebar dalam kitab induk apa saja. Sebab, bisa jadi ditemukan hadis tentang tumbuhan Sanna pada kitab-kitab hadis, baik dalam redaksi yang sama maupun dalam redaksi yang berbeda. Melalui penelusuran tersebut maka akan terbentuk daftar teks hadis dan daftar periwayat. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan dari segi jumlah rawi apakah mutawatir atau ahad. Mutawatir adalah yang jumlah rawinya banyak, dan ahad ialah yang jumlah rawinya tidak banyak (Soetari, 2015).

Hadis di atas dari segi penyandaran matan merupakan hadis marfu’, yang bersandar kepada Nabi Saw. dan secara eksplisit diucapkan Nabi Saw. Dari segi persambungan sanad (rantai periwayat), hadis tersebut kategori terputus (kebalikan bersambung), sebab Zur’ah Bin ‘Abdullah seorang tabi’in tidak bertemu dengan sahabat. Adapun Ma'mar at-Taimi seorang hamba sahaya, yang menghubungkan antara Zur’ah Bin ‘Abdullah dan Asma Binti ‘Umais, tidak diketahui riwayatnya. Syarat sanad bersambung ialah periwayat bertemu antara guru dan murid atau se-zaman di suatu wilayah (Soetari, 2015).

Komentar para ulama tidak ada yang menegatifkan para periwayat, dalam arti kualitas dan kapasitasnya positif. Karena sanad hadis terputus maka hadis tersebut tidak memenuhi derajat sahih. Dengan kata lain, hadis terbebut dhaif (lemah). Apabila shahih maka hadis diterima sebagai amalan Islam, dan bila dhaif maka ia ditolak untuk dijadikan amalan Islam (Soetari, 1994). Namun, hadis dhaif dapat diterima menjadi amalan Islam bila ditopang oleh syahid dan mutabi (Soetari, 1994). Syahid adalah teks hadis lain yang menguatkan, sedangkan mutabi ialah sanad lain (Mardiana & Darmalaksana, 2020).

Syarah hadis dapat dilakukan dengan pendekatan kebahasaan, konteks, dan pendekatan ilmiah. Paling tidak, ada dua kata yang perlu dijelaskan, yaitu “Syubrum” (sejenis tumbuhan berbiji) dan “Sana” (sejenis tumbuhan). Syubrum adalah tanaman yang memiliki nama latin Euphorbia piteous (Riyanto, 2017). Senna adalah tanaman yang tumbuh di daerah Hijaz, yang terbaik adalah yang tumbuh di daerah Mekah (Riyanto, 2017). Hadis dapat dilihat dari sebab wurud dalam konteks tertentu (Muin, 2015), namun hadis ini tidak ditemukan sebab wurudnya.



Alternatif II

Tabel 1 adalah daftar rawi dan sanad hadis yang sedang diteliti. Rawi adalah periwayat hadis sedangkan sanad adalah mata rantai periwayat sejak sahabat sampai mudawin yakni ulama yang mencatat hadis pada kitab hadis (Soetari, 1994). Menurut ilmu hadis, syarat hadis sahih adalah rawi harus positif menurut komentar ulama. Jika ada komentra ulama yang memberikan penilaian negatif kepada salah satu periwayat di lajur sanad, maka hadis tersebut termasuk hadis dhaif (Darmalaksana, 2020b). Hadis sahih adalah hadis yang kuat sedangkan hadis dhaif adalah hadis yang lemah (Soetari, 1994). Syarat hadis sahih juga sanad harus bersambung. Jika sanad hadis terputus, maka hadis tersebut termasuk hadis dhaif. Bukti sanad bersambung adalah bertemu antara guru dan murid. Jika tidak ada bukti objektif, maka pertemuan antara guru dan murid dapat dilihat dari kelahiran dan wafat. Jika tidak ada data kelahiran dan wafat, maka diprediksi rata-rata usia ulama sekitar 70-90 tahun. Pertemuan guru dan murid juga dapat dilihat dari perjalanan hidup periwayat. Jika guru dan murid berada di satu tempat yang sama, maka diprediksi antara guru dan murid bertemu (Darmalaksana, 2020b).

Kualitas hadis ini adalah ……… [tulis sahih atau dhaif]. Sebab, dari sisi periwayat ………. [Jika sahih, tidak ada komentar ulama yang memberikan penilaian negatif. Jika dhaif, terdapat komentar ulama yang memberikan penilaian negatif yaitu kepada ….]. Juga dari sisi sanad …. [jika tersambung, tersambung sejak sahabat sampai mudawin. Jika terputus, terputus antara …… dan …….]. Pada dasarnya ilmu hadis memiliki parameter lain dalam memberikan penguatan terhadap hadis. Antara lain hadis disebut mutawatir dalam arti sangat populer bila hadis yang sedang diteliti tersebar di beberapa kitab hadis (Soetari, 2015). Sebaran hadis ini berperan sebagai syahid dan mutabi. Syahid adalah hadis lain yang sejenis sedangkan mutabi ialah sanad lain (Darmalaksana, 2020b). Selebihnya, hadis sejauh merupakan keutamaan amalan Islam, maka dapat menjadi dalil meskipun statunya dhaif (Darmalaksana et al., 2017).

Para ulama telah memberikan syarah yakni penjelasan kandungan dan maksud hadis (Darmalaksana, 2020a). Menurut pandangan ulama ……………………………………… [cantumkan pandangan ulama, jika ada]. Hadis ini juga dapat dijelaskan menurut bidang kimia. ……………………… [selanjutnya, silakan lakukan pembahasan menurut bidang kimia].  

 

 

 

 

 

 

Referensi

Darmalaksana, W. (2020a). Penelitian Metode Syarah Hadis Pendekatan Kontemporer: Sebuah Panduan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Diroyah: Jurnal Studi Ilmu Hadis, 5.

Darmalaksana, W. (2020b). Prosiding Proses Bisnis Validitas Hadis untuk Perancangan Aplikasi Metode Tahrij. Jurnal Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1, 1–7.

Darmalaksana, W., Pahala, L., & Soetari, E. (2017). Kontroversi Hadis sebagai Sumber Hukum Islam. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2(2), 245–258.

Soetari, E. (1994). Ilmu Hadits. Amal Bakti Press.

Soetari, E. (2015). Syarah dan Kritik Hadis dengan Metode Tahrij: Teori dan Aplikasi (2nd ed.). Yayasan Amal Bakti Gombong Layang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


×
Berita Terbaru Update