Sejumlah
penelitian terdahulu menjadi tinjauan pustaka penelitian ini. Para peneliti
telah membahas relasi sains dan agama (Yahya et al., 2018), relasi sains dan Islam (Dahlan, 2011). Tahun 1990-an,
berkembang isu (Sookhdeo, 2006) islamisasi ilmu berbasis al-Qur’an
dan hadis (Majid, 2018). Secara ontologis (Junaidi et al., 2017), kebenaran isi al-Qur’an
dan hadis dipandang sebagai keajaiban sains Islam (L.
Ibrahim, 2010), hingga berlangsung dialektika sains-teknologi
dengan al-Qur’an dan hadis (Anam, 2012). Para sarjana berusaha
menggali sains dan teknologi dari al-Qur’an dan hadis (Nairozle
et al., 2018). Secara spesifik, timbul kajian sains dan hadis (Z.
al-Najjar, 2011), terbit buku induk hadis ilmiah (Z. R. M.
al-Najjar & Indrayadi, 2010), dan penelitian tentang kesesuaian
hadis dan sains (Fudhail, 2020). Tahun 2000-an, penelitian
hadis versus sains (N. Ali,
2008) mengarah pada konvergensi sains dan Islam (Umar, 2016). Para peneliti mengakui peranan
sains modern dalam interaksi teks hadis (M. Y.
Ismail, 2016), khususnya kontribusi sains dalam menentukan validitas
hadis (Hasibuan, 2017). Tahun 2015, berlangsung
sejumlah penelitian integrasi sains-teknologi dan hadis (Mahmud & Arafah, 2020). Penelitian seputar hal ini di antaranya integrasi ilmu dalam
hadis (Wahid, 2017), integrasi ilmu sosial
dan hadis (Afwadzi, 2016b), penelitian hadis dengan pendekatan mulidisipliner dari
ilmu-ilmu alam (Afwadzi,
2016a), dan aplikasi integrasi ilmu-ilmu alam dengan pemahaman
hadis (Afwadzi, 2017). Ada pula penelitian tentang integrasi ilmu dalam kritik teks
hadis (Firdaus & Suryadilaga, 2019). Integrasi ilmu dalam studi hadis ditemukan dalam sejumlah
penelitian disertasi (Lukman, 2017).