Ini cerita tentang
pendampingan mahasiswa dalam penulisan artikel. Hal yang paling diperhatikan dalam
pendampingan ini adalah tahapan. Tahapan menandakan kemajuan. Mahasiswa
melaksanakan latihan tahap demi tahap. Kemajuan mahasiswa menjadi terukur melalui
tahapan-tahapan latihan.
Tahapan paling akhir
adalah penerbitan artikel mereka di jurnal ilmiah. Sebelum penerbitan, hal terpenting
mahasiswa memiliki naskah. Yakni naskah artikel yang layak diterbitkan di
jurnal ilmiah. Orang yang memiliki naskah adalah orang kaya. Terlebih bila
naskah tersebut telah memenuhi kelayakan terbit. Disebut orang kaya karena
naskah merupakan bahan berharga. Bahan itu akan disimpan baik-baik, dirawat,
dan dipelihara. Serta diinkubasi untuk dilihat kembali hal-hal yang masih
kurang dari sisi konten atau substansi isi. Bisa jadi masih terdapat
kesalahan-kesalahan teknis mencakup typo dan tanda baca. Orang yang
memiliki naskah akan memiliki waktu bagi penyempurnaan naskah artikel tersebut
sebelum dikirim ke jurnal ilmiah.
Jika naskah terlanjur
terbit sementara masih dijumpai kesalahan meskipun kesalahan kecil maka terbitan
menjadi tidak elok. Mahasiswa bisa menghubungi ahli bidang ilmu untuk konsultasi
naskah. Dari ahli bidang ilmu pasti diperoleh masukan-masukan berharga.
Sehingga ketika nanti naskah artikel terbit tampak telah sempurna.
Ada banyak hal berharga
melalui tahapan latihan. Terutama pengalaman. Pengalaman melampaui
tahapan-tahapan yang sangat membutuhkan energi, kecermatan, dan kesabaran. Terlebih
nanti pengalaman menerbitkan artikel di jurnal ilmiah. Terbitan akan menjadi
jejak akademik, pencapaian, dedikasi, prestasi, dan penghargaan.
Ternyata pengalaman
menerbitkan artikel bisa membuat ketagihan. Beberapa mahasiswa mulai menulis naskah kedua
setelah naskah pertama berhasil terbit. Mereka menyadari keterampilan
menulis perlu terus dilatih. Semula mahasiswa didampingi menulis detail tetapi berikutnya mandiri. Karena mandiri maka mereka makin terasah menulis dengan detail pula. Sehingga tidak butuh waktu lama pasti lahir
mahasiswa-mahasiswa terlatih.
Bandung, 18 April 2021
Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung