Manajemen perubahan (change manajement) merupakan istilah popular
bagi para konsultan. Semula diterapkan di dunia usaha dan industri, tetapi
belakangan menjadi keterampilan yang mesti dimiliki dalam kepemimpinan pendidikan
tinggi, seiring era revolusi industri.
Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, sudah sejak awal ingin mengembangkan keterampilan
manajemen perubahan di tengah-tengah era revolusi industri yang disruptif. “Pendidikan
tinggi bisa memiliki reputasi sebagai yang tahan terhadap perubahan tanpa
tergerus disrupsi,” ujar Wahyudin.
“Ini bukan hanya karena institusi berusia ratusan tahun. Namun dalam
lingkungan era disrupsi akibat revolusi industri, perubahan tidak bisa
dihindari --dan itu semakin terjadi dengan sangat cepat,” lanjutnya menyitir ungkapan
jurnalis Brian Eastwood pada laman Northeastern University.
Menurut Brian Eastwood, ada beberapa langkah untuk mencapai manajemen perubahan
dalam kepemimpinan pendidikan tinggi. Pertama, menafsirkan data yang
diperlukan dan mengevaluasi apa yang akan terjadi jika perubahan terjadi atau
tidak terjadi. Kedua, berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan
yang diperlukan yang akan terkena dampak perubahan. Ketiga, buat
keputusan yang mempertimbangkan kepentingan terbaik semua orang serta kembangkan
rencana tindakan.
Keempat, kembangkan rencana komunikasi. Sesuaikan pesan untuk audiens yang berbeda di
mana pun diperlukan. Kelima, berkomunikasi lebih awal dan sering. Juga berikan
konteks untuk keputusan tersebut. Termasuk seimbangkan antara urgensi yang
diperlukan untuk mengambil tindakan dan proses tambahan untuk mengambil
tindakan. Keenam, manusiakan keputusan dengan membawanya sedekat mungkin
ke tingkat individu. Ketujuh, minta umpan balik dan ubah rencana
tindakan seperlunya. Kedelapan, ambil tanggung jawab atas keputusan dan
dampaknya.
Manajemen
perubahan yang dipaparkan Brian Eastwood hanya salah satu dari berbagai isu keterampilan
(skill) untuk kepemimpinan pendidikan tinggi. Adapun seluruh skill yang mesti
dimiliki meliputi Financial
Acumen
(Ketajaman Finansial), Collaboration (Kolaborasi), Building New
Leaders (Membangun Pemimpin Baru), Communication (Komunikasi), Strategic
Planning (Perencanaan Strategis), Change Management (Manajemen Perubahan),
Commitment to Diversity (Komitmen terhadap Keberagaman), dan Intellectual
Curiosity (Keingintahuan intelektual).
“Beberapa isu ini perlu diusung di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Ini akan didiseminasikan pada virtual open house mendatang,” papar Dekan di Kampus I Jalan AH. Nasution 105 Bandung, Jum’at,
13 Mei 2021 [Widodo].