Tertunda di tengah jalan
dalam penulisan skripsi bukanlah hal yang diharapakan. Jelas semua orang mengharapkan
kelancaran. Namun, ada saja kasus yang tertunda di tengah jalan. Apa
masalahnya?
Masalahnya boleh jadi tidak
atau kurang “menguasai” proposal penelitian. Karenanya, proposal mesti
benar-benar dikuasai. Menulis proposal tidak boleh buru-buru. Memang mesti cepat
namun mesti dikuasai. Tidak jarang adik-adik mahasiswa terburu-buru dalam
penulisan proposal skripsi tetapi kurang menguasainya.
Di proposal ajegkan dulu “fokus
studi.” Orang biasanya menyebut “objek studi.” Agar penelitian ini menarik, fokus
studi hendaknya merupakan problem. Problem bisa disebut juga “celah”
penelitian. Celah penelitian ditemukan dengan cara membuat daftar pertanyaan. Jika
ada pertanyaan yang belum dijawab secara memuaskan oleh para peneliti terdahulu,
di situlah celah penelitian.
Setelah menegaskan fokus studi
secara ajeg, coba himpun sumber rujukan untuk tinjauan pustaka. Sumber rujukan
merupakan kekayaan tersendiri yang berharga nanti bagi pembahasan penelitian.
Selain itu, jadikan beberapa sumber rujukan yang relevan sebagai tinjauan pustaka.
Dari tinjauan pustaka tersebut, terlihatlah perbedaan penelitian dengan yang
akan dilakukan.
Boleh jadi fokus studinya
sama, tetapi berbeda dalam hal metode yang mencakup pendekatan, teknik pengumpulan
data, dan analisis. Bisa jadi fokus studinya berbeda, tetapi peneliti bisa
mengambil metode serupa, bila dipandang tepat. Di sinilah pentingnya tinjauan pustaka
dimana peneliti menjadi memiliki banyak data, informasi, dan temuan berbagai hal.
Dari situ dipastikan
peneliti mampu menyusun “paradigma” penelitian. Paradigma penelitian singkatnya
ialah kerangka berpikir. Disebut juga “peta konsep.” Diibaratkan peneliti dari
satu titik hendak menuju ke titik lain, maka telah terpetakan jalannya. Suatu perjalanan
penelitian tanpa peta maka dipastikan tersesat. Suatu penelitian tanpa peta maka dipastikan tertunda tidak
sampai di tujuan. Ibarat orang hendak membangun rumah, maka dibutuhkan
rancangan miniatur rumah. Rancangan ini disebut paradigma atau
kerangka berpikir yang lazim disebut peta konsep.
Tiba di situ, barulah
membuat pernyataan problem (problem statement), hipotesis (asumsi), dan
mengajukan pertanyaan penelitian. Dari pertanyaan itu tegaslah apa yang hendak
dijawab nanti di bagian pembahasan dan tegas pulalah tujuan penelitian sampai
nanti di akhir kesimpulan. Bahkan tegas pula manfaat dan kegunaan penelitian
tidak sebatas menambah khazanah pengetahuan.
Tegaskan pula metodologi
penelitian apakah pendekatan kualitatif ataukah pendekatan kuantitatif, apa
sumber datanya, baik primer maupun sekunder. Bagaimana teknik pengumpulan data
misalnya pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Serta bagaimana analisis data.
Semua hal di atas mesti clear
dan dikuasai. Penelitian pasti lancar. Sebab, berbagai hal sudah tegas mencakup
fokus studi, tinjauan pustaka, paradigama (kerangka berpikir), permasalahan, pertanyaan,
tujuan, kegunaan, dan metode penelitian. Jika penulisan skripsi tertuda, padahal
telah mendapat SK Judul Skripsi, Maka jangan panik tetapi coba periksa lagi proposalnya, luruskan
(beresakan), dan kuasai. Dengan begitu penulisan skripsi dijamin lancar.
Bandung, 02 Juli 2021
Wahyudin Darmalaksana,
Pegiat Kelas Menulis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung