Ada satu penelitian berjudul "Produktivitas Riset Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia: Analisis Kualitatif."
Penelitian ini dilaksanakan dan ditulis oleh Nor Kholis (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Syarief Fajaruddin (Universitas Negeri Yogyakarta), dan Siti Mutrofin (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya). Artikel penelitian tersebut terbit di Publishing Letter Vol. 1 No. 1 (2021): Juni.
Hal menarik terdapat di poin akhir kesimpulan "UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah membuktikan sebagai PTKIN dengan prestasi riset terbaik di Indonesia yang jauh mengungguli berbagai perguruan tinggi yang lain."
Kesimpulan itu cukup berdasar. Bahkan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung meraih rangking pertama tahun 2020 dan rangking kedua tahun 2021 tinggkat pendidikan tinggi se-Indonesia versi Scimago.
Menurut salah seorang dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang enggan disebut namanya “Itu faktor kebijakan pimpinan, perencanaan strategis, dan antusiasme dosen.”
“Ideal bila antusiasme dosen disalurkan kepada mahasiswa untuk latihan riset dan publikasi ilmiah. Meskipun dimulai dari publikasi artikel di jurnal nasional,” lanjutnya.
“Selebihnya, perlu dijalin kolaborasi antar-pendidikan tinggi. Sebab, hari ini bukan era kompetisi, melainkan era kolaborasi. Dengan begitu, Indonesia pasti menjadi pusat riset,” pungkasnya, Minggu, 17/10/2021 [WD].
Penelitian ini dilaksanakan dan ditulis oleh Nor Kholis (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Syarief Fajaruddin (Universitas Negeri Yogyakarta), dan Siti Mutrofin (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya). Artikel penelitian tersebut terbit di Publishing Letter Vol. 1 No. 1 (2021): Juni.
Hal menarik terdapat di poin akhir kesimpulan "UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah membuktikan sebagai PTKIN dengan prestasi riset terbaik di Indonesia yang jauh mengungguli berbagai perguruan tinggi yang lain."
Kesimpulan itu cukup berdasar. Bahkan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung meraih rangking pertama tahun 2020 dan rangking kedua tahun 2021 tinggkat pendidikan tinggi se-Indonesia versi Scimago.
Menurut salah seorang dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang enggan disebut namanya “Itu faktor kebijakan pimpinan, perencanaan strategis, dan antusiasme dosen.”
“Ideal bila antusiasme dosen disalurkan kepada mahasiswa untuk latihan riset dan publikasi ilmiah. Meskipun dimulai dari publikasi artikel di jurnal nasional,” lanjutnya.
“Selebihnya, perlu dijalin kolaborasi antar-pendidikan tinggi. Sebab, hari ini bukan era kompetisi, melainkan era kolaborasi. Dengan begitu, Indonesia pasti menjadi pusat riset,” pungkasnya, Minggu, 17/10/2021 [WD].