Pendidikan tinggi memiliki mandat untuk
memastikan implementasi capaian pembelajaran lulusan (CPL).
Salah satunya CPL bidang keterampilan, baik umum maupun khusus. Kemampuan penulisan
akademik (academic writing) adalah bidang keterampilan
dalam CPL jenjang
sarjana. Apabila pandangan ini disepakati,
maka pertanyaannya adalah bagaimana penguatan academic writing dapat berjalan efektif.
Untuk jawaban pertanyaan di atas, hal yang paling sederhana adalah pentingnya sebuah motivasi. Konsep motivasi dapat dipahami dari berbagai teori. Antara lain teori “kebutuhan berprestasi” yang dikemukakan oleh David C. McClelland (1917-1998). Menurut McClelland dalam bukunya “Human Motivation” (1987), kebutuhan berprestasi, yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
Studi kasus publikasi ilmiah di Fakultas Ushuluudin UIN Sunan Gunung Djati Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 560 artikel mahasiswa berhasil terbit di jurnal ilmiah. Data ini dihimpun sejak 2020 sampai 16 November 2022. Pencapaian publikasi ilmiah ini merupakan bukti keberhasilan penguatan academic writing. Sebuah kemampuan bidang keterampilan dalam implementasi CPL jenjang sarjana, di mana hal ini tidak terlepas dari motivasi akan kebutuhan berprestasi.
Untuk jawaban pertanyaan di atas, hal yang paling sederhana adalah pentingnya sebuah motivasi. Konsep motivasi dapat dipahami dari berbagai teori. Antara lain teori “kebutuhan berprestasi” yang dikemukakan oleh David C. McClelland (1917-1998). Menurut McClelland dalam bukunya “Human Motivation” (1987), kebutuhan berprestasi, yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
Studi kasus publikasi ilmiah di Fakultas Ushuluudin UIN Sunan Gunung Djati Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 560 artikel mahasiswa berhasil terbit di jurnal ilmiah. Data ini dihimpun sejak 2020 sampai 16 November 2022. Pencapaian publikasi ilmiah ini merupakan bukti keberhasilan penguatan academic writing. Sebuah kemampuan bidang keterampilan dalam implementasi CPL jenjang sarjana, di mana hal ini tidak terlepas dari motivasi akan kebutuhan berprestasi.
Ada tiga hal terkait dengan motivasi penguatan academic writing berdasarkan teori kebutuhan berprestasi David C. McClelland.
Pertama,
dorongan untuk melebihi. Sistem penjaminan mutu internal
(SPMI) niscaya harus disusun melebihi sistem penjaminan
mutu eksternal (SPME). Tercapainya publikasi ilmiah mahasiswa
secara signifikan sebagai dampak penguatan academic writing didorong oleh perancangan instrumen SPMI yang lebih
tinggi daripada ukuran SPME untuk motivasi pencapaian
akreditasi unggul.
Kedua, mencapai
standar-standar. Instrumen penilaian akreditasi meliputi elemen
luaran darma penelitian dan pengabdian kepada masayarakat (PKM) dengan indikator publikasi ilmiah mahasiswa
secara mandiri atau bersama dosen tetap yang ditugaskan di program studi
(DTPS). Kasus penguatan academic writing dengan capaian
560
artikel mahasiswa dimotivasi oleh upaya mencapai
standar akreditasi. Bahkan, capaian 560 artikel bukan saja terbit di standar jurnal
Nasional, melainkan sebanyak 55 artikel terbit di standar jurnal terakreditasi
Nasional index Sinta.
Ketiga, berusaha
keras untuk berhasil. Pendidikan tinggi pasti mengupayakan level tertentu dalam implementasi CPL. Bobot HOTS (High Order
Thinking Skills) dalam Taksonomi Bloom terdapat
pada ranah mencipta
(create) dengan kedalaman pengetahuan metakognisi. Penguatan kemampuan keterampilan academic writing dengan pencapaian
publikasi artikel mahasiswa di berbagai jurnal ilmiah
merupakan usaha keras untuk berhasil mencapai kedalaman pengetahuan metakognisi sesuai tuntutan bobot HOTS.
Simpulan paparan di atas adalah motivasi kebutuhan berprestasi memiliki peran
penting dalam penguatan kemampuan academic writing hingga berjalan
efektif, terutama bagi pencapaian publikasi artikel mahasiswa di jurnal ilmiah
secara signifikan. Kasus ini sekaligus memastikan terealisasinya implementasi
CPL bidang keterampilan jenjang sarjana yang menjadi salah satu mandat pendidikan
tinggi.
Bandung, 16 November 2022
Wahyudin Darmalaksana, Akademisi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung