Nabi Muhammad Saw merupakan panutan umat. Surat al-Ahzab ayat 21 menjelaskan secara garis besar bahwa Nabi Muhammad Saw merupakan teladan bagi manusia dalam segala hal. Akan tetapi, keteladanan itu berlaku hanya bagi orang yang mengharapkan rahmat dari Allah.
Merayakan maulid Nabi menjadi salah satu cara untuk bersyukur kepada Allah atas rahmat yang dilimpahkan-Nya. Beberapa keutamaan maulid Nabi di antaranya:
Pertama, ungkapan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah. Hal ini diungkapkan pada surat Yunus ayat 58: Allah memerintahkan agar kita bergembira dan bersyukur atas nikmat yang kita terima, salah satunya yaitu dapat menikmati keberislaman yang telah diperjuangkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Kedua, peneguhan hati manusia. Adanya perayaan maulid Nabi mengingatkan kita pada perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menegaskan Islam yang rahmatan lil alamin. Dengan mempelajari kisahnya diharapkan umat manusia bisa mengambil pelajaran hidup dan meneguhkan hati dalam menghadapi berbagai masalah. Hal ini dijelaskan dalam Surat Hud ayat 120.
Ketiga, wasilah berbuat kebaikan. Proses perayaan maulid Nabi dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk seperti mengadakan majlis ta'lim, bersedekah, dan lainnya. Hal tersebut akan meningkatkan tali persaudaraan dengan yang lain di lingkungan kita.
Keempat, mendapat banyak berkah dan diampuni dosa. Hal kecil yang dapat kita lakukan untuk ikut merayakan maulid Nabi adalah dengan bershalawat. Orang yang melantunkan shalawat untuk Nabi, maka Allah akan membalas dengan 10 kali shalawat. Hal ini didasarkan pada sebuah hadis “Siapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah swt bershalawat untuknya 10 kali.”
Kelima, mengenalkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Perayaan maulid Nabi dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengenalkan nilai-nilai tinggi yang terkandung dalam Islam seperti toleransi, ukhuwah, dan lainnya kepada masyarakat.
Iqrimatunnaya, Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.