-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Perbedaan Tugas Akhir S1, S2, dan S3

Friday, November 10, 2023 | 12:06:00 PM WIB Last Updated 2023-11-17T03:12:54Z

 



 

Bagaimana perbedaan tugas akhir S1, S2, dan S3. Penjelasan sebagaimana dimuat pada laman ITS sebagai berikut:

 

Standar minimal Tugas Akhir mahasiswa S1 atau Skripsi:

  1. Hanyalah berupa pembuktian bahwa mahasiswa mampu menyelesaikan sebuah masalah dengan mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajarinya selama kuliah S1. Melalui Skripsi yang dibuatnya mahasiswa menunjukkan bahwa ia mampu berpikir logis, kritis, dan sistematis memanfaatkan akumulasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya selama kuliah S1 untuk mengidentifikasi opsi-opsi solusi sebuah masalah dan/atau peluang dan mengimplementasikannya atau mengkaji implikasi dari pengembangan/implementasi pengetahuan atau teknologi. Jadi kata kunci level Skripsi adalah implementasi/penerapan.
  2. Secara eksplisit dikatakan bahwa standar minimal Skripsi S1 bukan riset, namun cukup implementasi suatu ilmu/metode/teknik/teori/keterampilan tertentu secara benar untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan demikian dalam laporan Skripsi di bagian “Perumusan Masalah” seharusnya berisi pernyataan masalah apa yang akan diselesaikan melalui Tugas Akhir tersebut (bukan pertanyaan penelitian atau research question). Lalu apakah Tugas Akhir Mahasiswa S1 tidak boleh berupa riset/penelitian? KKNI hanyalah memberikan standar minimal sehingga apabila ada sebuah program studi mewajibkan standar skripsi mahasiswa S1 harus lebih sulit lagi yakni berupa riset/penelitian bahkan wajib melakukan publikasi internasional maka boleh-boleh saja, hanya saja layak dipahami bahwa sistem tersebut melebihi standar KKNI level 6.
  3. Pendekatan Skripsi dapat berupa monodisiplin, yakni 1 (satu) disiplin ilmu.

 

Standar minimal Tesis S2 adalah:

  1. Berupa Riset/Penelitian sehingga mahasiswa S2 wajib menguasai dan menerapkan berbagai aspek dan ketrampilan metode penelitian yang berlaku di disiplin ilmunya.
  2. Mengembangkan pengetahuan/teknologi/seni menghasilkan Karya yang Inovatif dan Teruji. Terdapat 3 (tiga) kata kunci di sini, yakni: “Mengembangkan” pengetahuan/teknologi/seni yang sudah ada sebelumnya sehingga menghasilkan luaran yang “Inovatif” yakni sesuatu yang baru hasil dari pengembangan yang sudah ada dan sudah melalui proses uji-coba atau validasi. Dari pengertian ini maka Laporan Tesis harus mampu: a) Menunjukkan pengetahuan (teori/teknologi) apa saja yang telah ada? yang umumnya dilakukan melalui review banyak penelitian/teori/teknologi sebelumnya hingga terkini; b) Dari review penelitian/teori/teknologi sebelumnya tersebut selanjutnya mahasiswa S2 dituntut mampu melakukan systematic mapping study (SMS) sehingga dalam Tesis tersebut mahasiswa mampu: i) memposisikan penelitiannya dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui pendekatan interdisiplin atau multidisiplin, artinya mahasiswa mampu menunjukkan posisi penelitiannya dalam diagram peta disiplin ilmu, obyek dan/atau aspek penelitian; b) mampu mengidentifikasi knowledge gap (peluang-peluang aspek-aspek topik penelitian yang belum dikaji peneliti-peneliti sebelumnya) apa yang ingin diisi/dibuat/ditambahkan.
  3. Tesis menggunakan pendekatan multidisplin atau interdisiplin. Berdasarkan kajian akademik Senat ITB (2018) dan Permendikbud No. 154 Tahun 2014 bahwa multidisiplin artinya penelitian dilakukan dengan melibatkan minimal 2 (dua) disiplin akademik untuk menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama. Dalam pendekatan multidisiplin ini, analisis melibatkan (“mengadopsi“) perspektif teori/penelitian dari disiplin akademik lain namun masing-masing spesialis tetap berada di dalam disiplinnya. Sementara interdisiplin artinya penelitian dilakukan dengan transfer (“mengadopsi dan mengadaptasi“) suatu disiplin akademik ke dalam disiplin akademik lainnya untuk menyelesaikan masalah tertentu sehingga mampu memunculkan metode baru atau disiplin akademik baru. Dengan demikian level minimal kompleksitas Tesis adalah mengembangkan pengetahuan/teknologi yang sudah ada sebelumnya dengan metode penelitian tertentu dan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin.

 

Standar minimal Disertasi S3 adalah:

  1. Berupa riset/penelitian sehingga mahasiswa S3 wajib menguasai dan menerapkan berbagai aspek dan ketrampilan Metode Penelitian yang berlaku di disiplin ilmunya.
  2. Menemukan atau mengembangkan teori/konsepsi/ gagasan ilmiah baru (kreatif, original, dan teruji)
  3. Wajib dilakukan dengan pendekatan interdisiplin dan multidisiplin atau transdisiplin. Berdasarkan kajian akademik Senat ITB (2018) dan Permendikbud No. 154 Tahun 2014 bahwa Transdisiplin artinya penelitian menerapkan pendekatan interdisiplin (baca definisi di bagian Tesis) sekaligus memadukannya dengan pengetahuan berbagai pemangku kepentingan lain di luar akademisi (seperti praktisi profesional, pemerintah, politisi, pengusaha, dll.) agar hasil penelitian memiliki probabilitas lebih tinggi untuk diimplementasikan. Dari 3 (tiga) poin kriteria Disertasi di atas, maka sebuah Penelitian S3 baru akan mampu menemukan karya baru, manakala: a) Mahasiswa telah melakukan kajian komprehensif berbagai penelitian, teori, dan/atau teknologi sebelumnya hingga terkini yang berkaitan dengan research questions, bukan hanya dari satu domain disiplin akademik (monodisiplin), melainkan juga mengkaji pemahaman, posisi, kelebihan, maupun kekurangan penelitian/teori/teknologi dari disiplin-disiplin akademik lainnya (multidisiplin) bahkan mengadaptasi/mentransfernya ke dalam satu disiplin akademik tertentu (interdisiplin) dan mengembangkannya dengan pengetahuan pemangku-pemangku kepentingan lain di luar akademisi (transdisiplin); b) Poin a ini dapat dilaksanakan umumnya bila Mahasiswa S3 telah melakukan systematic mapping study (SMS) dan systematic literature review (SLR) bukan hanya dari satu disiplin akademik melainkan dari berbagai disiplin akademik terkait; dan c) Dari aktivitas b Mahasiswa selain akan mampu mempresentasikan posisi penelitiannya di dalam peta penelitian multidisiplin juga mampu dituntut mampu mengembangkan peta jalan penelitiannya di masa mendatang. Dengan demikian level minimal kompleksitas Disertasi adalah perumusan pengetahuan/teknologi baru yang diperoleh dengan mtode penelitian tertentu dengan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.

 

 

Materi dari laman ITS ini menjadi bahan pertimbangan bagi pembelajaran di Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung [Hidayatul Fikra].

 

 

 

×
Berita Terbaru Update