Bagaimana menerapkan Artificial
Intelligence (AI) ChatGPT sebagai pembimbing karya ilmiah?
Michele Salvagno, Dkk. (2023)
bependapat, pekerjaan ChatGPT tidak boleh digunakan sebagai
pengganti penilaian manusia dan hasilnya harus selalu ditinjau oleh para ahli
sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan atau aplikasi penting apa pun. Selain itu,
beberapa masalah etika muncul dalam penggunaan alat ini, seperti risiko
plagiarisme dan ketidakakuratan
(Michele Salvagno, at.al.,
“Can artificial intelligence help for scientific writing?” Critical Care, 2023).
Jing Miao, Dkk (2024)
mengajukan solusi yang bertujuan untuk memitigasi penggunaan AI
yang tidak etis di dunia akademis mencakup penerapan sistem deteksi plagiarisme
berbasis AI yang canggih, peningkatan yang kuat pada proses tinjauan sejawat
dengan fase “pengawasan AI”, pelatihan komprehensif bagi akademisi tentang
penggunaan AI yang etis, dan promosi budaya transparansi yang mengakui peran AI
dalam penelitian (Jing
Miao, at.al., “Ethical Dilemmas in Using AI for Academic
Writing,” MDPI, Vol. 14, 2024).
Ismail Dergaa, Dkk. (2023)
menemukan bahwa bahwa ChatGPT,
yang menghasilkan respons mirip manusia, berpotensi
meningkatkan penulisan akademis dan efisiensi penelitian. Mskipun penggunaannya menimbulkan
kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap keaslian dan kredibilitas karya
akademis. Sehingga studi
ini tetap menekankan pentingnya
prinsip-prinsip etika dan akademis, dengan kecerdasan manusia dan pemikiran
kritis di garis depan proses penelitian (Ismail
Dergaa, at.al., “From human
writing to artificial intelligence generated text: examining the prospects and
potential threats of ChatGPT in academic writing,” Biology of Sport, Vol. 40, No.
2, 2023).
David R. Rowland (2023) menawarkan dua
kerangka kerja. Pertama, mempertimbangkan dukungan AI untuk
penulisan akademis. Kedua,
memberikan pembelajaran penggunaan IA dalam proses penulisan akademik (David R. Rowland, “Two
frameworks to guide discussions around levels of acceptable use of generative
AI in student academic research and writing,” Journal of Academic Language and Learning, Vol. 17, No. 1, 2023).
Berdasarkan tinjauan literatur di atas, penggunaan AI ChatGPT dalam penulisan akademik (karya ilmiah) tidak dapat dihindari saat ini. Namun, tetap perlu pelatihan dan pendampingan khususnya dalam memproses bahasa alami.
Wahyudin
Darmalaksana, Sentra Publikasi Indonesia, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung