Hubungan
Positif Pembiasaan Jalan Kaki dengan
Jaminan Kualitas Tidur
Kelas
Menulis Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan
Gunung Djati Bandung
yudi_darma@uinsgd.ac.id
Abstract
This research aims to see the
relationship between walking habits and ensuring sleep quality. This research
conducted experiments to prove the findings of previous research. The results
and discussion show that walking habits are positively related to ensuring
sleep quality, which proves previous findings. The conclusion of this study is
that there is a positive relationship between the habit of walking and
significantly ensuring sleep quality.
Keywords: nsomnia, Sports, Walking
Abstrak
Penelitian ini bertujuan melihat
hubungan kebiasaan jalan kaki dengan jaminan kualitas tidur. Penelitian ini
melakukan eksperimen untuk membuktikan temuan penelitian terdahulu. Hasil dan
pembahasan menunjukkan bahwa kebiasaan jalan kaki berhubungan secara positif
dengan jaminan kualitas tidur, di mana hal ini menjadi pembuktian temuan
sebelumnya. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara
pembiasaan jalan kaki dengan jaminan kualitas tidur secara signifikan.
Kata Kunci: Insomnia, Jalan kaki, Olahraga
Pendahuluan
Sulit
tidur dapat menimpa siapa pun tua atau muda. Sulit atau gangguan tidur lazim
disebut insomnia (Rizkiana et al., 2024). Seseorang yang mengalami insomnia antara
lain ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengawali tidur, mempertahankan
tidur, bangun terlalu dini
atau tidur yang
tidak menyegarkan (Rizkiana et al., 2024). Jika insomnia tidak segera diatasi,
maka dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup (Rizkiana et al., 2024).
Hasil
penelitian terdahulu menunjukkan pengaruh jalan kaki terhadap kualitas tidur (Supriadi et al., 2023). Penelitian ini menegaskan bahwa olahraga
secara rutin memiliki efek cukup positif pada kualitas tidur seseorang.
Ditegaskan pula bahwa olahraga dapat menjadi salah satu alternatif atau
pelengkap untuk terapi bagi yang memiliki masalah tidur. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas tidur adalah dengan menjaga aktivitas fisik. Aktivitas
fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat. Aktivitas fisik juga akan
menyebabkan kelelahan sehingga membuat kuantitas tidur menjadi lebih baik.
Orang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan akan lebih cepat
untuk tidur. Aktivitas fisik dapat berupa berjalan kaki. Aktivitas teratur bisa
menjadi cara yang efektif untuk melancarkan sirkulasi darah. Jalan kaki pada
pagi hari memiliki gerakan yang dinamis, mudah dilakukan, murah, menimbulkan
rasa gembira, dan semangat serta beban yang rendah. Aktivitas olahraga ini
membantu tubuh agar tetap bugar karena dapat melatih tulang menjadi kuat,
mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas di
dalam tubuh. Manfaat berjalan kaki yaitu metabolisme tubuh akan semakin lancar
hingga tekanan darah stabil dan dengan berjalan kaki tubuh juga akan
mengeluarkan keringat yang dapat memperlancar metabolisme tubuh, sehingga
membuat tidur menjadi nyenyak. Selain itu, manfaat jalan kaki yakni mengurangi
berat badan, mengurasi gejala osteoporosis, mengurasi rasa nyeri, membuat
bahagia, meningkatkan kesehatan jantung, dan membuat awet muda (Supriadi et al., 2023).
Penelitian
ini bertujuan untuk melakukan eksperimen melihat hubungan pembiasaan jalan kaki
dengan kualitas tidur. Secara praktis hasil penelitian diharapkan menjadi acuan
dalam melihat manfaat jalan kaki yang salah satunya untuk penyembuhan insomnia.
Metode Penelitian
Penelitian
ini melaksanakan eksperimen olahraga jalan kaki yang dilakukan oleh 1 (satu)
Orang dengan usia 53 tahun untuk menjadi pembiasaan. Pelaksanaan jalan kaki
telah berlangsung mulai tanggal 10-20 Maret 2024.
Hasil dan Pembahasan
Mula-mula
sering dialami insomnia. Bahkan, sampai tidak sempat tidur. Praktis, pagi
harinya lemas. Padahal, harus beraktivitas. Pasti ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi insomnia. Salah satunya dengan merutinkan atau
membiasakan jalan kaki. Semula pembiasaan jalan kaki ini tidak diarahkan secara
khusus untuk mengatasi insomnia, tetapi untuk kebutuhan kebugaran saja. Setelah
dilakukan pembiasaan jalan kaki ternyata setelah 10 hari memberikan dampak
positif pada kualitas tidur. Selama 10 hari ini pembiasaan jalan kaki dilakukan
pagi dan sore hari. Tahap I sebanyak 2500 langkah, tahap II sebanyak 3000
langkah, dan tahap III sejauh 3 Km.
Hasil
eksperimen di atas menjadi pembuktian atau penguatan terhadap penelitian
terdahulu yang dikakukan oleh Supriadi, D.,
Santoso, M. B., & Supriantini, N. P. (2023). Mereka melakukan intervensi perlakuan berupa aktivitas
jalan kaki pada pagi hari untuk 10 orang lansia
durasi 30 menit sebanyak 3 kali selama 1 minggu pada tanggal 24, 26, 28
April 2019. Hasilnya, pola tidur menjadi normal 6 jam setiap malam. Juga
diperoleh kualitas tidur di mana tidur menghasilkan kesegaran dan kebugaran
pada saat bangun. Kualitas tidur yang baik berarti tidak memperlihatkan
perasaan lelah, mudah gelisah, lesu, sakit kepala, mata merah, dan sering
menguap di siang hari (Supriadi et al., 2023).
Olahraga
jalan kaki terbukti mendatangkan dampak signifikan bagi kesehatan dan kebugaran
(Dole, 2024). Di antaranya pembiasaan jalan kaki
memiliki hubungan positif dengan jaminan kualitas tidur.
Simpulan
Pembiasaan
jalan kaki memiliki hubungan positif dengan jaminan kualitas tidur. Eksperimen
dilakukan hingga terbukti hubungan secara positif antara jaminan kualitas tidur
dengan aktivitas olahraga jalan kaki. Penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai rujukan penyembuhan insomnia melalui pembiasaan olahraga jalan kaki.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan tanpa melibatkan ahli kesehatan dan
dokter. Penelitian ini merekomendasikan kepada sejumlah pihak untuk
melaksanakan kampanye jalan kaki.
Daftar Pustaka
Dole, D. (2024). Makna Jalan Kaki Ditinjau dari
Perspektif Filsafat dan Kesehatan: Studi Fenomenologis terhadap Camino San
Giovanni. Aggiornamento, 4(02), 80–114.
Rizkiana, N.,
Kurniawan, W. E., & Surtiningsih, S. (2024). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot
Progresif terhadap Insomnia pada Lansia Posbindu Desa Patikraja. Protein:
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan., 2(1), 319–332.
Supriadi, D.,
Santoso, M. B., & Supriantini, N. P. (2023). Penatalaksanaan Kualitas Tidur
pada Lansia dengan melakukan Aktivitas Olahraga Jalan Kaki. Holistik Jurnal
Kesehatan, 17(4), 294–303.