Nasaruddin Umar menghimbau sarjana muslim membaca kembali filsafat Islam. Seperti Fusus al-Hikam dan Futuhat al-Makiyyah karya Ibnu Arabi (1165-1240). Fusus membahas hikmah kehidupan dan Futuhat mengajarkan kosmologi Islam.
Ibnu Arabi berpijak pada penalaran sufistik. Berbeda dengan pemikiran rasional Rene Descartes (1596-1650). Alam dipahami parsial. Sedangkan Ibnu Arabi memahami alam sebagai manifestasi Tuhan.
Nasaruddin Umar mengungkap gagasan eko-teologi. Gagasan filosofis sufistik yang menghubungkan ekologi dan teologi. Beliau mengarahkan sarjana muslim menyusun body of knowledge eko-teologi merujuk karya-karya filsafat halnya magnum opus Ibnu Arabi.
Seyyed Hossein Nasr (1933) memandang manusia saat ini sudah tidak lagi berada di pusat kosmos. Ini akibat pemikiran rasional --yang menegasikan Tuhan, atheistic-- sehingga berlangsung eksploitasi alam yang menyebabkan krisis lingkungan.
Senada dengan itu, Nasaruddin Umar memandang eko-teologi mengandung nilai moral dan spiritual, yaitu moral pelestarian alam dan pertalian spiritual hamba dengan Allah Swt. Ini dapat dipahami bahwa pelestarian alam mesti menjadi perwujudan manusia beriman saat ini untuk tujuan kemenyatuan dengan Sang Khalik.
Nasaruddin Umar, mengutip pandangan Ibnu Arabi, Tuhan adalah Sang Wujud dan segala ciptaan-Nya merupakan yang mawujud. Di sini, agaknya beliau menghendaki sarjana muslim mulai berpikir kembali tentang wujud demi terciptanya yang mawujud selaras dengan kehendak-Nya.
Tiba di sini, ada beberapa hikmah dari gagasan Nasaruddin Umar. Pertama, doktrin kesatuan wujud sumbu gerakan eko-teologi. Kedua, Tuhan adalah wujud hakiki dan segala sesuatu lainnya (manusia dan lingkungan) manifestasi Tuhan. Ketiga, kosmos dipahami sebagai lapisan spiritual dan material yang saling terkait.
Keempat, manusia adalah realitas batiniah dari kosmos yang menjadi kesadaran eko-teologis berkelanjutan. Kelima, bentuk riil gerakan eko-teologi salah satunya penanaman 1 juta pohon Matoa di seluruh Indonesia.
Wa Allah a’lam…
Wahyudin Darmalaksana, Founder Kelas Menulis
Refleksi pidato Menteri Agama RI pada Dies Natalis ke 57 #uinbandung
https://www.instagram.com/reel/DInS36dy27k/?igsh=MWkwc3N0cm92cGlyYw==