Syarat
menulis Skripsi mesti bahagia. Skripsi merupakan subjek yang tidak bisa
dihindari untuk meraih gelar Sarjana. Bahagia merupakan potensi pemberian Tuhan
sejak azali. Sehingga tidak boleh lupa bahagia terlebih ketika menulis Skripsi.
Sering
terjadi menulis Skripsi terburu-buru. Jika terburu-buru, maka pelik untuk
menggapai kualitas. Lulus menjadi Sarjana mesti tepat waktu. Buatlah persiapan
menulis Skripsi sejak Semester Tujuh.
Baca
artikel terkait: Menulis Skripsi Terburu-buru
Menulis
Skripsi bergantung proposal. Siapkan proposal, hubungi “Ayah-Ibu Akademik”
(Dosen Pembimbing), lihat topik-topik inti penelitian di Program Studi, dan
mulailah menulis proposal penelitian.
Baca artikel
terkait: Cara Menulis Proposal Penelitian
Jadikan
pedoman penulisan karya ilmiah sebagai acuan. Pendidikan tinggi pasti terus mengupayakan
peningkatan kualitas. Ketentuan penulisan pasti terus diperbaharui sesuai
standar. Tidak ada contoh yang sempurna, kecuali berpedoman pada acuan
penulisan karya ilmiah.
Baca
artikel terkait: Pedoman Penggunaan Aplikasi References untuk Karya Ilmiah
Saat ini
berkembang aplikasi pengutipan. Beberapa masih manual, dan sebagian berfungsi
otomatis. Gunakan aplikasi references sebagai bantuan kemudahan dalam teknik kepenulisan
karya ilmiah.
Baca artikel
terkait: Wajib untuk Mahasiswa
Suatu tindakan
untuk tujuan bersama dapat menjadi wajib. Pendidikan tinggi bertujuan mengelola
pengetahuan dari pemikiran dan penelitian akademisi di lingkungannya. Dari
pengelolaan ini akan terwujud keunggulan dan distingsi serta daya saing. Pada
kisaran ini bukan hal yang perlu diperdebatkan bahwa penulis wajib mengutip
karya ilmiah dosen pembimbing Skripsi.
Baca
artike terkait: Mahasiswa Wajib Mengutip Karya Dosen
Kerapihan
sangat diutamakan dalam penulisan Skripsi. Penulis diarahkan untuk
memperhatikan ketelitian, kecermatan, dan skill. Sering dijumpai beberapa
kesalahan teknis dalam penulisan bab, penomoran, spasi, dan lain-lain. Hal ini kerap
terjadi secara berulang di mana terus berlangsung kesalahan serupa.
Baca
artikel terkait: Tips and Tricks Penulisan Skripsi
Kerapihan
isi lebih utama tetapi halaman depan tidak boleh dianaktirikan. Pada setiap pendidikan
tinggi pasti disiapkan template untuk halaman depan Skripsi. Untuk
keseragaman carilah template halaman depan Skripsi yang diberlakukan di pendidikan
tinggi.
Baca
artikel terkait: Template Halaman Depan Skripsi
Skripsi
boleh diganti oleh artikel ilmiah. Skripsi biasanya 100 halaman sedangkan
artikel ilmiah cukup 10 halaman. Namun, Skripsi tetap mesti diawali dengan
pengajuan proposal penelitian untuk diseminarkan meskipun bermaksud mengganti
Skripsi dengan artikel untuk kepentingan publikasi di jurnal ilmiah.
Baca
artikel terkait: Dari Proposal Penelitian Ke Artikel Ilmiah dan Publikasi Jurnal
Sekalipun
memilih Skripsi dan tidak memilih artikel ilmiah, namun tetap setelah lolos
ujian Skripsi pada gilirannya Skripsi tersebut mesti diubah menjadi artikel
ilmiah. Jika ingin hemat energi, hendaknya memilih artikel ilmiah sejak awal.
Apabila jatuh pilihan pada Skripsi, maka penulis diarahkan mengikuti kelas
menulis untuk praktis mengubah naskah Skripsi menjadi artikel ilmiah.
Baca
artikel terkait: Mengubah Skripsi Menjadi Artikel Ilmiah
Penghujung penulisan skripsi diakhiri dengan Munaqosyah. Berupa ujian Skripsi untuk mempertahankan hasil penulisan ilmiah. Beberapa hal perlu diperhatikan terkait dengan Munaqosyah, terutama materi dan metodologi. Setelah lolos ujian Skripsi pasti sangat seru dan haru serta kegembiraan memuncak.
Baca artikel terkait: Ujian Sidang Skripsi (Munaqosyah)
Jangan lupa bahagia ketika menulis Skripsi. Ingat Skripsi itu terkait dengan kapasitas skill penulisan karya ilmiah yang dikembangkan selama kuliah. Adapun bahagia tidak terpaut dengan aspek di luar diri karena ia hadir dari dalam jiwa. Sepelik apapun penulisan Skripsi tetaplah bahagia. Jika Bahagia maka pasti berhasil dan sukses!
Baca artikel terkait: Ujian Sidang Skripsi (Munaqosyah)
Jangan lupa bahagia ketika menulis Skripsi. Ingat Skripsi itu terkait dengan kapasitas skill penulisan karya ilmiah yang dikembangkan selama kuliah. Adapun bahagia tidak terpaut dengan aspek di luar diri karena ia hadir dari dalam jiwa. Sepelik apapun penulisan Skripsi tetaplah bahagia. Jika Bahagia maka pasti berhasil dan sukses!
Wahyudin
Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung