-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Berapa Pertanyaan untuk Rumusan Masalah, Apakah 1 (Satu), 2 (Dua), atau 3 (Tiga) Pertanyaan?

Tuesday, December 19, 2023 | 2:15:00 PM WIB Last Updated 2023-12-19T11:00:50Z

 

 

 



 

Mula-mula tunjukkan “celah” di latar belakang masalah (latar belakang penelitian). Celah inilah yang akan “ditutup” oleh peneliti melalui pelaksanaan penelitian.
 
Lalu, perumusan masalah! Misalnya “terdapat makna kebahagiaan dalam Al-Qur’an,” “terdapat idraj dalam sebaran hadis di media sosial,” “terdapat metode healing perspektif tasawuf,” “terdapat the I dalam the They menurut filsafat eksistensialis,” “terdapat kearifan lokal dalam keberagamaan masyarakat,” dan lain-lain.
 
Selanjutnya, perlu ditegaskan di sini bahwa pertanyaan penelitian cukup 1 (satu) pertanyaan utama tunggal. Mislanya, bagaimana makna kebahagiaan dalam Al-Qur’an? Copy paste rumusan menjadi pertanyaan dengan mengganti kata “terdapat" menjadi kata “bagaimana.”
 
Akan tetapi, 1 (satu) pertanyaan utama tunggal dapat diurai, minimal menjadi 3 (tiga) pertanyaan. Yaitu, pertanyaan awal (atas, kepala), pertanyaan tengah (body), dan pertanyaan akhir (bawah, kaki). Contohnya: 1) Bagaimana teori makna dalam interpretasi teks Suci;  2) Bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an berkenaan dengan kebahagiaan; dan 3) Bagaimana analisis interpretatif makna kebahagiaan dalam Al-Qur’an? 
 
Urutan tiga pertanyaan tersebut pada dasarnya alur logis secara garis besar berjalannya penelitian disebut kerangka berpikir, yang teori-teori atau konsep-konsep utamanya akan dijabarkan di bagian tinjauan pustaka. Semuanya merupakan kesatuan sebagai suatu keutuhan gagasan.
 
Pertanyaan ketiga adalah pertanyaan utama penelitian. Pertanyaan ketiga merupakan analisis dari pertanyaan pertama dan pertanyaan kedua. Apabila diurai menjadi 3 (tiga) pertanyaan, maka seluruhnya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan (tidak terpisah). Selebihnya, 1 (satu) pertanyaan utama tunggal dibagi menjadi tiga, yakni tidak lain untuk memudahkan nanti pada saat menyusun bagian hasil dan pembahasan.
 
Tugas peneliti adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan itu (jangan lupa gunakan metode yang tepat). Jawaban tersebut berperan untuk “menutup celah” (permasalahan utama penelitian). Tegaslah bahwa pertanyaan utama penelitian pada dasarnya cukup 1 (satu) pertanyaan utama tunggal.
 
 
Wahyudin Darmalakasana, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

 

 

×
Berita Terbaru Update